Rabu, 10 September 2014

(Kuliner of the Day) Kangenkah Anda dengan 'Tahu Tek' yang Mampu Menggoyang Lidah Kita?



Sejak kecil, sebenarnya kami menyebut kudapan ini dengan sebutan "Tahu Lontong" karena di dalam nya memang ada komposisi tahu dan lontong yang diguyur dengan saus bumbu resep tertentu. Namun, akhir-akhir ini kami ikut-ikutan menyebutnya dengan sebutan "Tahu Tek" dikarenakan semua teman-teman sepermainan menyebutnya dengan demikian. Penyebutan nama "Tahu Tek" diyakini berdasarkan bunyi "tek tek tek" yang kerap dikeluarkan pada saat sendok atau garpu dipukulkan ke pinggir wajan penggorengan oleh si pedagang.

Walaupun di beberapa tempat tersedia makanan ini di siang hari, namun menikmati tahu tek di malam hari adalah sebuah keniscayaan yang harus dilakukan. Rasa dan aroma yang dikeluarkan oleh sepiring tahu tek, akan jauh lebih nikmat disantap di malam hari yang dingin dibandingkan jika disantap di siang hari yang terik.

Favorit kami, adalah pedagang atau tukang "Tahu Tek" yang lewat di depan rumah selepas Isya'. Tidak terlalu malam, juga tidak kesorean.


Tahu Tek: Moro Dewe. Yang bermakna datang menghampiri sendiri, tidak perlu dipanggil.


Dengan sigap, dia selalu memberhentikan gerobaknya di depan rumah embah. Dan dengan tangkas pula, kamipun segera sodorkan piring, "Lombok piro, cak?" demikian Cak Mul memulai percakapan akrab kami ini.


"Lombok loro ae, cak"... cabe dua saja, cak... Itu adalah jawaban rutin kami yang kemudian Cak Mul memulai ritual menyiapkan tahu teknya: menggoreng tahu putih.


Sambil menunggu tahu putih matang, Cak Mul meracik bumbu spesial dan rahasianya yang terdiri dari petis, bawang putih, garam, cabe, dan kacang tanah.


Kemudian, tahap selanjutnya adalah pemotongan tahap pertama lontong nasi yang berukuran super. Dua iris saja sudah sangat cukup untuk sepiring.


Selanjutnya, pemotongan tahap kedua lontong nasi menjadi ukuraan yang pas dengan sendok dan mulut kami.


Lantas, proses memotong tahu yang telah matang digoreng sebelumnya. Ingat, memotongnya pakai gunting, bukan pisau, "crek crek crek crek..." khas sekali suara yang dikeluarkannya.


Oh iya, berapa sih harganya? Cak Mul meminta Rp 15.000 saja untuk 3 piring tahu tek pesanan kami.


Siap diguyur dengan bumbu spesial.


Dan diakhiri dengan taburan krupuk yang renyah.


Ah, jadi kangen sekali dengan tahu tek... tek tek tek, selamat makan.

ANANTO PRATIKNO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar