Khidzmah KAHMI, Bersatu demi Indonesia
(Petikan pidato ulang tahun KAHMI ke-48)
Oleh: Moh Mahfud MD
Rasa syukur terasa menghunjam dalam di lubuk hati kita karena dari
waktu ke waktu Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) dapat menunjukkan
ketulusan khidzmah-nya kepada nusa dan bangsa, Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dalam waktu yang panjang KAHMI telah ikut membangun NKRI dengan
segala suka dan dukanya. Dalam sepanjang perjalanannya, sesuai dengan jati
dirinya, sebagai himpunan insan akademis yang pencipta dan pengabdi KAHMI sudah
menyatu dengan perjalanan bangsa dan negara kita, bukan hanya dalam menyumbang
penguatan konsep ideologi dan konstitusi yang mempersatukan bangsa tetapi juga
menyumbangkan orang-orangnya untuk turut mengelola negara dan mengabdi kepada
bangsa di berbagai lapangan.
Saat-saat ini kita sedang mencatat dengan syukur dan sukacita
karena salah seorang tokoh KAHMI yang juga Ketua Majelis Etik Presidium
MNKAHMI, Bapak Jusuf Kalla, pada tahun 2014 ini telah terpilih sebagai Wakil
Presiden RI untuk kedua kalinya. Kita mencatat pula bahwa di luar jabatan Wakil
Presiden, peran KAHMI di lembaga-lembaga negara juga sangat signifikan.
Jabatan-jabatan pimpinan di lembaga negara seperti MPR, DPR, DPD, MA, MK, KY,
BPK, Kementerian, KPK, KPU sudah pernah atau sedang dipimpin oleh warga KAHMI.
Begitu juga KAHMI banyak berkiprah dalam berbagai profesi dan civil society
organization (CSO) .
Kita berdoa agar para pengemban amanah dari KAHMI sukses dalam
tugas dan per-khidzmat-an serta bisa mengakhirinya dengan selamat. Doa agar
para pemegang amanah dari KAHMI itu sukses dan selamat dalam tugas sangatlah
penting karena sejauh terkait dengan peran alumni HMI dalam penyelenggaraan
negara dan pemerintahan ada saja noda hitam, betapapun kecilnya. Artinya,
pepatah “tak ada gading yang tak retak” berlaku jua; sehebat apa pun KAHMI, ada
nodanya jua. Dalam catatan pemberantasan korupsi misalnya, harus diakui ada
beberapa alumnus HMI yang diburu, ditangkap, dan dipenjarakan, seperti yang
juga terjadi pada kelompok-kelompok alumni organisasi mahasiswa yang lain.
Kita sering kaget, merasa malu, dan diejek ketika ada alumni HMI
yang digelandang ke Pengadilan Tipikor oleh KPK karena korupsi; sementara
banyak sanjungan melangit dari masyarakat kepada KPK karena keperkasaannya
memerangi korupsi. Tapi banyak yang lupa, hampir semua komisioner yang ada di
KPK adalah alumni HMI juga. Oleh sebab itu sanjungan terhadap KPK harus
dimaknai juga sebagai sanjungan terhadap KAHMI.
Kita boleh prihatin dan malu jika ada alumni HMI yang ditangkap
KPK karena korupsi, tetapi pada saat yang sama kita juga harus bangga karena
KPK yang disanjung-sanjung masyarakat itu dipimpin oleh orang-orang KAHMI juga.
Itulah sebabnya, secara organisatoris MN-KAHMI memberikan dukungan sepenuhnya
kepada KPK untuk lebih keras lagi memerangi korupsi.
Bersama dengan dukungan itu KAHMI tetap menitipkan ide dan pesan
moral agar pimpinan KPK yang dari KAHMI tetap membawa idealisme KAHMI untuk
menyelamatkan dan membangun Indonesia ini sebagai baldatun thayyibatun warabbun
ghafuur (negara yang bersih di bawah rida dan ampunan Tuhan) dan bukan baldatun
sayyiatun wa rabbun rujuum (negara yang kotor di bawah kutukan Tuhan). KAHMI
mendorong KPK untuk terus tegar memerangi korupsi tanpa pandang bulu karena hal
itu adalah bagian dari misi KAHMI untuk menyelamatkan dan membangun Indonesia.
Seperti dikatakan oleh Artidjo Alkostar, warga KAHMI yang kini
adalah hakim agung yang sangat disegani, korupsi harus diperangi secara keras
dan pelakunya harus dihukum berat karena “korupsi adalah kanker ganas yang bisa
mematikan negara”. Meskipun begitu MNKAHMI juga mempersilakan jika ada warga
KAHMI yang ingin mengkritik KPK jika memang ada tengara lembaga tersebut telah
melakukan unprofessional dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Itu pun adalah bentuk
per-khidzmat-an yang perlu dilakukan.
Peringatan hari ulang tahun KAHMI yang ke-48, tahun 2014, ini
mengambil tema “Bersatu Membangun Masa Depan Indonesia” karena dua alasan.
Pertama, sejak awal KAHMI menjadikan kebersatuan bangsa Indonesia sebagai salah
satu hal yang utama dalam platform perjuangannya, sebab yang akan kita bangun
adalah Indonesia yang persatuannya kokoh agar menjadi negara yang berdaulat,
adil, dan makmur. Jadi, dalam situasi dan dengan cara apa pun KAHMI harus
menguatkan kebersatuan Indonesia sebagai dasar dan tujuan perjuangannya.
Kedua, pada saat ini kita baru saja keluar dari kontes politik
nasional yang meriah, tetapi juga menegangkan dan panas, yakni pemilihan
presiden dan wakil presiden. Kita menyaksikan terjadinya polarisasi yang cukup
tajam di tengahtengah masyarakat karena perbedaan pemberian dukungan. Warga
KAHMI pun mempunyai pilihan politik yang berbedabeda sehingga sejak awal
Presidium MN-KAHMI memutuskan untuk tidak menggunakan institusi KAHMI dalam
mendukung atau tidak mendukung salah satu pasangan.
Alhamdulillah, pilpres sudah selesai dengan hasil yang sah baik
secara demokrasi (kedaulatan rakyat) maupun secara nomokrasi (kedaulatan hukum).
Namun haruslah diakui, pembelahan politik dalam pilpres itu sampai sekarang
belum pulih, di sana sini masih berlanjut pergulatan politik dan gap
psikologis. Ada kekhawatiran, jangan-jangan terjadi instabilitas dan kelancaran
tugas-tugas pemerintahan ke depannya terganggu.
Di sinilah letak pentingnya untuk menekankan agar seluruh warga
KAHMI bekerja keras supaya bangsa Indonesia tetap bersatu, pada kubu manapun
warga KAHMI memberi dukungan pada pilpres kemarin. []
KORAN SINDO, 22 September 2014
Moh Mahfud MD ; Koordinator Presidium Majelis Nasional
KAHMI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar