Jumat, 13 Juni 2014

(Ponpes of the Day) Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing, Parakan, Temanggung – Jawa Tengah



Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing, Parakan, Temanggung – Jawa Tengah

Kata Pengantar




الْـحَمْدٌ ِللهِ اَنْزَلَ اْلهُدَى, قُرْأَنًا عَرَبِيًّا وَهُوَ نِعْمَ المْعُْتَنىَ وَ اْلمُقْتَدَى,
ُثمَّ صَلاَتُهُ وَ سَلاَمُهُ عَلَى نَبِيِّنَا اْلمُصْطَفَى, ُمحَمَّدٍ مَا زَالَ محَْمُوْدًا فىِ اْلاَخِرَةِ وَاْلاُوْلىَ,
وَ عَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ اُوْلىِ اْلاَفْضَلِيَّةِ وَ اْلاِقْتِدَا, اَمَّا بَعْدُ

Pondok Pesantren adalah sebuah institusi. Penekanan pada penanaman nilai-nilai luhur budi pekerti adalah pondasi yang menunjangnya untuk tetap berdiri. Banyak model pendidikan dan terobosan telah diadopsi. Namun semua itu tidak menjadi faktor penting yang menggeser titik berat pengajaran keagamaan dan praktek pengamalan yang tetap dilestarikan agar tetap menjadi sebuah ciri tersendiri.

Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing Parakan Temanggung dalam usianya yang masih muda merupakan Lembaga Pondok Pesantren yang mengusahakan pelestarian kemurnian Ahlu sunnah wa al jama'ah. Model pendidikan yang menjadi daya tarik keunggulannya adalah kehidupan santri yang disinggungkan langsung dengan dunia Tarekat Syadziliyah.

Perilaku para pengamal tarekat memiliki sendi-sendi keilmuan dan perhatian terhadap kaidah-kaidah akhlaqul karimah yang ketat dan disiplin. Dengan demikian, atas barokah cinta pada perilaku hidup hamba-hamab Alloh yang sholih dan pergaulan yang baik, sangat besar harapan akan terbentuknya pribadi-pribadi berilmu yang berhias budi pekerti. Bukankah kemuliaan muslim terletak pada bersihnya ahlak lahir dan jiwanya ?

Profil ini berusaha mendekatkan gambaran terhadap keberadaan Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing beserta sisi-sisi tertentu yang membuatnya mungkin berbeda dari lembaga-lembaga sejenis lain. Semoga dapat bermanfaat.

والله الموافق لكل امر فيه رضى, واليه يرجع سعادة الدنيا و العقبى,
يا حبذا محمد هادينا, لولاه ما كنا ولا باقينا,
ولا حول ولا قوة الا بالله العلى العظيم

Sejarah singkat berdirinya PP Kyai Parak Bambu Runcing

Pendiri Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing adalah KH. R. Muhaiminan Gunardo. Beliau putra dari Kyai Sumogunardo dan Nyai Hj. Mahwiyah. Kyai Sumogunardo adalah seorang Alim ahli ilmu hikmah yang berpengaruh dan merupakan tokoh penyepuh bambu runcing yang teramat bersejarah itu. Menurut KH. Muhaiminan, sebagian besar ilmu-ilmu hikmah yang diajarkan kepada para santri banyak yang merupakan warisan dari ayahanda.

KH. R. Muhaiminan memulai pendidikan dengan bersekolah SR (Sekolah Rakyat) di desa Parakan Kulon. Sore hari mengikuti pendidikan di Madrasah Ibtida'iyyah Al Iman masih di kotaParakan. Pendidikan SR beliau sempat terhenti karena meletusnya perang Clash I. Setelah perang selesai, beliau kemudian menyelesaikan pendidikan SR-nya di SR Mojosari Temanggung. Beliau kemudian berpindah ke Magelang untuk melanjutan sekolah di Madrasah Tsanawiyah Al Iman Magelang dan sore hari di SMP Muhammadiyah Jambon Magelang.

Karena prestasinya beliau termasuk pelajar yang mendapat kesempatan untuk belajar di Al Qahirah (Kairo) Mesir, namun karena waktu itu kurang mendalami bahasa arab dan sang Ibunda tidak mengijinkan beliau tidak jadi berangkat.

Beliau menuruti nasehat Ibu untuk meneruskan saja belajar di pondok pesantren. Beliau nyantridi Pondok Pesantren Payaman asuhan Romo Agung KH. Siradj Payaman. Pendidikan beliau pada waktu itu berada di bawah pengawasan K. Muhlasin, menantu KH Siradj, di Pondok Jurang.

Hal uniknya, sejak usia muda KH Muhaiminan memiliki minat yang besar dan kegemaran belajar beladiri pencak silat. Saking gemarnya beliau kepada pencak silat, di manapun berada beliau menyempatkan diri menuntut ilmu bela diri kepada pendekar-pendekar pencak di daerah itu.

Ketika masih di Payaman Magelang, beliau berkenalan dengan Ki Marto Jotho, seorang pendekar pencak silat yang masyhur waktu itu. Seiring perjalanan waktu hobi pencak silat ini terus beliau tekuni, dan masih menjadi klangenan hingga sekarang.

Dari Payaman beliau mengaji di Pondok Bendo, Pare, Kediriselama beberapa tahun. Dari Bendo ini beliau melanjutkan mengaji di Pondok Tebuireng, Sukopura, Jombang, kemudian ke pondok Dersemo Surabaya. Beliau juga tabarruknyantri kepada Syaikh Masduqi Lasem, KH. Ma’shum Lasem, KH Baidhowi Lasem serta kepada para ulama masyhur pada zamannya.

Kemudian pada tahun 1965 beliau pulang dan menikah dengan Nyai Jayyidah binti H. Anwari. Dan sejak itu, mulailah beliau menjadi pengajar di Pondok Zaidatul Ma'arif sambil tak lupa turut aktif dalam berbagai organisasi sosial dan keagamaan di antaranya GP ANSOR dan NU.

Keseharian beliau menetap di rumah warisan orang tua, rumah sederhana berdinding bamboo dan beratap seadanya. Beliau tinggal di rumah ini bersama istri, Ibunda, seorang adik, dan beberapa keluarga dekat yang turut bersama mereka sepeninggal ayah-nya dulu.

Rumah sederhana ini adalah cikal-bakal Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing. Mula-mula beliau membuka pengajian kitab kuning fan ilmu alat dan fiqh bagi para pemuda-pemudi sekitar Parakan sendiri. Di sela-sela waktu beliau mengajarkan pula keahlian bela diri bagi para santri.

Ketika para santri mulai berdatangan, beliau banyak didera cobaan kegagalan dalam masalah ekonomi. Kegagalan demi kegagalan telah menimbulkan kesan mendalam dalam hati beliau. Dan pada saat itu beliau merasa sangat membutuhkan kehadiran seorang Bapak yang bisa memberikan nasihat dan pengarahan. Hal inilah yang kemudian menghantar beliau dekat dengan KH Abdul Hamid Banjaragung Kajoran Magelang.

Dalam keadaan goncang seperti itu, KH Abdul Hamid memberikan nasehat dan memompa semangat agar beliau beristiqomah dalam pengembangan pengajiannya saja, masalah kesulitan ma'isyah keduniawian jangan terlalu banyak diperjuangkan. Selesai memberikan nasehat dan semangat KH Abdul Hamid memberikan 9 orang santri untuk di-openi, sekaligus memberikan ikatan dengan itu.

Setelah itu, demi memenuhi minat para pemuda yang menginginkan aktif mengikuti pengajian, disediakanlah tempat penampungan sederhana di sebuah kamar dalam rumah beliau. Dengan demikian rumah itu lebih mirip tempat penampungan dari pada rumah penduduk pada umumnya.

Pengajian yang dulu hanya dua kali sehari, ditambah waktu menjadi 4 kali yaitu :
Ba'da sholat Shubuh
Ba'da sholat Dzuhur
Ba'da sholat Ashar
Ba'da sholat Maghrib
Sejak saat ini kegiatan pengajaran menjadi lebih serius, karena metode beliau mengajar para santri adalah dengan sistem hafalan.

Meletus G.30.S PKI

Pada masa meletusnya kerusuhan G.30.S PKI Th 1965, banyak perubahan yang dilakukan oleh beliau. Berkat perjuangan dan kiprahnya di masyarakat, beliaupun dituakan oleh masyarakat sekitar, dengan berdatangannya orang-orang tua yang ingin mengaji. Akhirnya beliaupun mulai membuka pengajian mingguan khusus untuk orang-orang tua pada hari selasa. Pengajian ini kemudian akrab dipanggil dengan "selasan". Dipilihnya hari selasa ini, dengan pertimbangan melestarikan adat para sesepuh ulama parakan yang mengambil hari selasa untuk kegiatan mengajarnya.

Situasi keamanan yang tidak menentu mendorong para pemuda untuk memohon agar latihan bela diri yang sudah ada ditambah dan diperketat lagi. Beliau kemudian menyanggupi dan terjun secara langsung menggembleng mereka dengan latihan keras bela diri pencak silat ditambah memberikan pengisian ilmu hikmah dan tenaga dalam. Pada saat ini kegiatan pengajian sedikit terhambat, karena banyak waktu yang digunakan untuk latihan keras bela diri dan pengisian ilmu hikmah guna bekal mengatasi krisis politik dan keamanan yang sedang gawat. Apalagi karena kegiatan dan kiprahnya yang bertentangan dengan PKI, beliau termasuk salah satu target yang diincar oleh para aktifis PKI untuk dibunuh,

Kegiatan "pengisian" akhirnya diketahui masyarakat luas. Hingga karena waktu itu sedang gencar-gencarnya pemberantasan PKI, mereka banyak berdatangan dari daerah sekitar Parakan bahkan ada yang dari jauh memohon untuk dapat mengikuti "pengisian" tersebut. Beliau merasa serba ewuh pekewuh, sungkan untuk menuruti keinginan para "tamu" tersebut. Beliau merasa masih banyak ulama sepuh Parakan yang masih hidup, dan beliau merasa masih terlalu muda untuk itu. Namun karena dorongan dari ulama-ulama sepuh itu sendiri dan persetujuan dari ibundanya, dengan penuh keikhlasan beliau menyatakan sanggup memberikan "pengisian" bagi siapapun yang ingin berjuang menumpas PKI dengan syarat harus muslim. Pada periode ini beliau bersama segenap santri banyak melakukan perjuangan fisik guna menumpas PKI yang dilakukan pada waktu malam hari. Hingga setiap malam rumah beliau menjadi ramai oleh para pemuda yang berkumpul, dan Ibu Nyai yang baru saja melahirkan putra kedua lebih banyak dititipkan di rumah orang tuanya.

Masa Perkembangan Pondok

Pondok yang beliau rintis pada waktu itu belumlah diberi nama. Hanya saja masyarakat parakan memanggil tempat pengajian KH Muhaiminan dengan sebutan "Nggone Mbah Parak" ( tempat Mbah Parak, karena rumah beliau bersebelahan dengan makam Kyai Parak (P. Benowo) yang merupakan pendiri kota Parakan). Sebutan ini kemudian melekat, dan masyarakatlah yang memberi nama pondok dengan Pondok Kyai Parak. Beliau sendiri sebenarnya pernah memberi nama dengan "Manba'ul Falah", namaun nama ini tenggelam karena orang lebih suka memanggil Pondok Kyai Parak. Dan untuk mengenang sejarah bambu runcing, dimana ayahanda beliau termasuk pelopornya, jadilah nama Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing.

Kemudian seiring dengan banyaknya santri yang berdatangan dan jamaah pengajian selapanan yaitu tiap hari selasa. Beliau kemudian membeli tanah di sebelah kamar rumahnya. Hingga kemudian mendapatkan wakaf dari Bupati temanggung berupa tanah Desa di belakang rumahnya seluar 245 m2.

Pada tahun 1969 ketika sedang berlangsung pengajian selasan, hadirlah seorang ulama kharismatik Mursyid Tareqat Qodoriyyah wa an-Naqsabandiyah KH Mandhur dari Temanggung. Kehadiran beliau ternyata untuk membai'at KH. Muhaiminan sebagai Kholifah Sughro Tareqat untuk dibai’at sebagai Khalifah Sughro Tareqat Qodiriyyah wa an-Naqsabandiyah.

Pada tahun 1972 haul Simbah Kyai Parak pertama kali diadakan dan dihadiri oleh ulama-ulama terkenal waktu itu. Di antaranya KH Raden Alwi, Habib Syaikh Al Bafaqih dan KH Abdul Hamid. Pada waktu itu di mulai pula kegiatan mujahadah dan pengisian yang kini menjadi kegiatan tahunan setiap malam jum'at terakhir bulan Muharam yang terkenal dengan "Karomahan".

Tidak berselang waktu lama, pada hari Rabu kliwon pada th 1973 beliau KH Abdul Hamid Banjaragung Kajoran Magelang yang sebelumnya telah menghadap KH Mustaqim Kauman Tulungagung hadir untuk membai’at KH Muhaiminan sebagai Kholifah Kubro / Mursyid Syadziliyah dan meneruskan pengembangan Tareqat Syadziliyah di Parakan karena usia KH Abdull Hamid yang telah semakin tua. Hingga kini pembaiatan murid-murid toriqoh syadziliyah di Parakan berlangsung pada hari Rabu Kliwon, dan menjadi kegiatan selapanan yang ramai dihadiri ratusan jamaah tareqat dari berbagai daerah.

Berselang tahun berikutnya, beliau mendapat panggilan dari KH Ma’shum Lasem. Kemudian setelah sampai di sanaternyata telah berkumpul kyai-kyai bersama dengan KH Ma’sum. KH Muhaiminan kemudian di suruh membaca Kitab Ihya’ Ulumudin sebanyak satu kuras dengan disaksikan oleh para Ulama. Setelah selesai kemudian beliau mendapatkan ijazah“Jami’ul Kutub” dari KH Ma’sum. Tidak ketinggalan KH Baidlowi lasem juga ikut memberikan tarbiyah dengan mengijazahkan dan menerangkan silsilah ilmu KH Muhaiminan hingga muttasil kepada Rasulullah SAW.

Barakah dari ijazah para ulama, dan keluwesan beliau kemudian banyak menunjang pengembangan pondok pesantren dan pengembangan tareqat syadziliyah yang menjadi amanat bagi beliau. Hingga th 1980 tercatat 10.915 orang yang telah berbai’at tareqat kepada beliau.

Hingga kini (2007) PP Kyai Parak telah memiliki anak pesantren empat buah, dua di Temanggung, satu di Pekalongan. Satu lagi masih dalam proses pembangunan Pekanbaru Propinsi Riau.

Kondisi Masyarakat Sekitar Pondok Pesantren

MISI dan karakteristik PP. Kyai Parak Bambu Runcing

Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing adalah Lembaga Pendidikan Keagamaan Islam yang didirikan dengan misi untuk mencetak santri yang berakhlak mulia, berbekal pengetahuan ilmiyah Islam yang memadai.

Misi di atas kedengarannya klise dan sederhana. Namun misi tersebut memang ditancapkan dengan komitmen penuh. Hal ini berdasar pada pemikiran bahwa di tengah-tengah situasi masyarakat yang berkembang sedemikian cepat, para pendiri pondok dan pengelola memandang perlunya menelurkan insan-insan yang berkepribadian sederhana, teguh pendirian dalam memegang prinsip, dan menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak yang kini mulai ditinggalkan banyak orang bahkan banyak dijadikan bahan lelucon.

Dengan alasan yang terdengar aneh tersebut, kami bukannya mengada-ada tanpa program dan persiapan yang matang. Oleh karena itu sebagai inti kekuatan pendidikan dan tarbiyah di Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing melakukan pendekatan melalui gemblengan mental tauhid dan tasawuf secara intensif.

Pengambilan metode ini berdasar pengalaman bahwa metode ini telah terbukti mampu membangkitkan keterpurukan dunia Islam akibat kekalahan perang melawan imperium Mongolia.Para jenius besar yang muncul pada masa itu dan mereka berhasil membangkitkan kembali khazanah ilmiyah yang terbakar dan hilang adalah notabene para sufi yang hidup dengan zuhud dan kesederhanaan.

Komitmen intensifikasi gemblengan mental tauhid dan sufistik ini diuntungkan pula dengan dijadikannya Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing sebagai sentral kegiatan Jam’iyyah Tareqat Mu’tabaroh An Nahdliyah Al-Syadziliyyah.

Kemudian kegiatan proses pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing hampir 24 penuh. Kegiatan yang ada dibagi dalam klasifikasi sebagai berikut :

I. Kegiatan harian
II. Kegiatan mingguan
III. Kegiatan Selapanan
IV. Kegiatan Tengah Tahunan
V. Kegiatan Tahunan

Kegiatan Harian :

Kegiatan harian santri diatur sedemikian rupa, untuk membiasakan diri dengan hari yang penuh kegiatan positif. Jam-jam mereka diatur sedemikian ketat, hingga sedikit menyisakan waktu untuk menganggur.

Santri memulai kegiatan rutinitas sejak pukul 04.00 pagi sampai dengan pukul 23.00 malam hampir non stop, hanya diselingi istirahat kira-kira satu hingga dua jam per pergantian sessi kegiatan. Pada hari-hari libur madrasah, jam-jam masuk madrasah digantikan oleh kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Hingga praktis tak ada hari libur yang menganggur, semua terisi kegiatan positif, dengan berbagai variasi untuk menghindari kebosanan.

Adapun urutan lengkapnya adalah sebagai berikut :

No
Waktu
Nama Kegiatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
04.00 – 04.45
04.45 – 05.30
05.30 – 06.30
06.30 – 07.30
07.30 – 08.00
08.00 – 09.30
09.30 – 10.00
10.00 – 11.30
11.30 – 13.00
13.00 – 14.00
14.00 – 15.30
15.30 – 15.45
16.00 – 17.00
17.00 – 18.00
18.00 – 18.30
18.30 – 19.30
19.30 – 19.45
19.45 – 20.30
20.30 – 22.00
22.00 – 23.00
23.00 – 04.00
Bangun tidur & Jama’ah Subuh
Takhassus Al Qur’an & Pengajian Pagi
Istirahat
Tarbiyah dan tausiyah Pengasuh
Doa Ashabul Badri & Jama’ah sholat dluha
Madrasah
Istirahat I
Madrasah II
Istirahat & Jama’ah Dzuhur
Sorogan Kitab Fiqh
Istirahat
Jama’ah Ashar
Bandungan Kitab Akhlak & Hadits
Istirahat
Jama’ah Maghrib & Mujahadah wajib
Takhasus Al Qur’an & Pengajian Sore
Istirahat
Jama’ah Isya’
Jam wajib takror (mengulang pelajaran)
Jam belajar ekstra
Istirahat Malam

Kegiatan Mingguan

Kegiatan mingguan terbagi ke dalam dua kategori yaitu kegiatan bermuatan ilmiyah dan kegiatan yang bermuatan keahlian penunjang ketrampilan berdakwah. Dua kategori di atas adalah :
1. Musyawaroh dan diskusi ilmiyah fiqih setiap malam kamis
2. Bela diri Pencak silat setiap hari jumat
3. Bela diri tenaga dalam (3 kali seminggu berdasarkan tingkatan)
4. Pelatihan dakwah setiap malam selasa

Kegiatan Lapangan

Kegiatan lapanan disetting sebagai wadah bagi santri untuk berinteraksi dengan peserta dari luar pondok. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk :
1. Mujahadah setiap malam selasa kliwon dan Jum’at kliwon,
2. Pelatihan praktek ubudiyah tiap sabtu wage
3. Pengajian Umum oleh pengasuh tiap malam rabu kliwon
4. Kegiatan Jam’iyyah tareqat Syadziliyah tiap hari rabu kliwon

Kegiatan tengah tahunan

1. Evaluasi belajar / Ujian semester

Kegiatan tahunan

1. Haul Simbah Kyai Parak & Tareqat As Syadziliyah (setiap ahad terakhir bulan Jumadil Akhir)
2. Haflah akhirus sanah (setiap bulan Sya'ban)
3. Mujahadah Karomahan (setiap malam jumat terakhir bulan Muharam)
4. Khataman Asma’ul Khusna dan ijazah umum (setiap Bulan Jumadil Akhir)

PKL Santri

Santri-santri yang telah menempuh tingkat akhir, disamping mereka mengikuti pendidikan di pondok juga telah diterjunkan langsung di masyarakat sebagai pengajar magang dan privat agar dapat menjadi pengalaman yang berharga mengenai pergaulan dalam masyarakat. Juga agar mereka belajar bersosialisasi dan melihat kehidupan nyata dengan tujuan agar tidak gagap ketika pada saatnya nanti benar-benar terjun ke masyarakat.

PENDIDIKAN MADRASAH

Pendidikan Madrasah Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing memadukan tiga fan pokok dalam tradisi ilmiyah islam salaf yaitu tauhid, fiqh, dan hadis. Dengan pendalaman seperlunya pada fan ilmu alat dan tasawuf.

Kegiatan kemadrasahan merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan kegiatan lain di luar itu, dengan menitikberatkan pada bimbingan intensif amaliyah dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai bukti bahwa alumnus Madrasah Aliyah Salafiyah Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing telah memperoleh pengakuan dari berbagai lembaga. Di antara mereka banyak yang melanjutkan pendidikan di Universitas dan pendidikan tinggi tanpa harus mengikuti Uper dan hanya dengan ijazah madrasah pondok. Beberapa diantara mereka berprofesi sebagai pengajar di berbagai lembaga pendidikan baik formal dan non formal, pegawai negeri, wakil rakyat, dan berbagai profesi kemasyarakatan dan sepanjang penyelidikan yang dilakukan mereka dapat diterima dengan baik oleh lingkungan di sekitarnya.

Pengelolaan dan Kepengurusan Pondok

Pengelolaan manajemen Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing ditangani oleh Yayasan YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM KYAI PARAK BAMBU RUNCING (YPIKP'BR) dan telah memiliki Akta Notaris.

Susunan Kepengurusan Yayasan adalah sebagai berikut :

Ketua : Drs. H. Ahmad Rifa'I Azis
Wakil Ketua : Ir. H.M. Prim Nugroho

Sekretaris : Drs. H. Rokh Eddy Prabawo, M. Si
Wakil Sekretaris : Hj. Endah Rahmawati

Bendahara : Hj. Kautsar Ashofiah, S.H
Wakil Bendahara : Drg. Hj. Dewi M. Eko S. Putro


Seksi Bidang (Sekbid) : ……………………………………

Pendidikan Sekolah : K.H. Baha' Jogo Sampurno
Dra. Titik Haryati, M. Si

Perekonomian dan Keuangan : Ir. H. M. Eko S. Putro
H. Zaenal Arifin

Sarana dan Prasarana : K. Tolchah Husni
Ir. H. D. Hariono
Ir. H. Hidayat Hartadi

Hubungan Masyarakat : H.M. Nauval
Ir. H. Ateng Johari M Sc.

Demikian sekilas Profil dan Sejarah Singkat Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing Parakan Temanggung semoga dapat menjadi deskripsi yang memadai.

Wallohul muwafiq, wahuwa hasbi wani’mal wakil

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar