Senin, 16 Juni 2014

(Buku of the Day) Khazanah Tafsir Indonesia Dari Hermeneutika hingga Ideologi



Khazanah Tafsir Al-Qur’an di Indonesia



Judul                : Khazanah Tafsir Indonesia Dari Hermeneutika hingga Ideologi
Penulis             : Islah Gusmian
Penerbit            : LKiS
Cetakan            : I, 2013
Tebal                : xxvi + 414 halaman; 14,5 x 21 cm
ISBN                 : 978-979-16776-9-1
Peresensi          : Junaidi Khab, Pecinta Baca Buku dan Tercatat Sebagai Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel, Surabaya

Al-Qur’an sebagai kitab suci agama umat Islam menjadi pegangan hidup yang tak pernah luntur oleh gerusan zaman. Ia selalu hadir di tengah-tengah kehidupan manusia. Kandungan ayatnya yang universal selalu fleksibel dalam berbagai hal. Keuniversalan itulah yang menjadikannya selalu dijadikan pegangan hidup. Hati yang duka, perasaan yang resah akan terobati oleh lantunan-lantunannya. Ia bisa menjadi obat sekaligus penerang di saat manusia berada dalam kegelapan.

Lantaran keuniversalan itu pula, ayat suci Al-Qur’an selalu digali dan dicari makna-maknanya. Penafsiran terhadap tiap ayatnya menjadi kewajiban yang tak boleh ditinggalkan. Dengan kajian mendalam dari para penafsir, ditemukanlah berbagai hal tentang maksud ayat-ayat Al-Qur’an yang universal itu. Di dalamnya, ada nilai-nilai estetika dan berbagai macam ilmu pengetahuan tentang kehidupan di dunia ini.

Kehadiran buku yang berjudul Khazanah Tafsir Indonesia Dari Hermeneutika hingga Ideologi ini akan mencoba untuk memaparkan tentang perkembangan tafsir terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang berkembang di Indonesia. Memang bukan hanya di Indonesia saja Al-Qur’an mengalami berbagai penafsiran. Tetapi di Arab Saudi dan negara-negara Islam juga banyak yang tertarik dengan ayat-ayat suci Al-Qur’an, tak terkecuali Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.

Fenomena penafsiran Al-Qur’an di Indonesia bukan langsung terjadi secara menyeluruh terhadap ayat suci Al-Qur’an. Namun ada beberapa tahapan dan periodisasi sebagai langkah awali dari keunikan dan cara-cara yang dilakukan oleh penafsir versi Indonesia. Di Indonesia ada beberapa periode dalam perkembangan penafsiran Al-Qur’an, yaitu periode pertama pada permulaan abad XX hingga tahun 1960-an. Periode kedua pada tahun 1970-an hingga 1980-an. Sedangkan periode ketiga pada dasawarsa tahun 1990-an (hlm. 59).Pada periode pertama ini, penafsiran Al-Qur’an masih belum berjalan secara utuh dan maksimal. Mungkin itu merupakan salah satu upaya awal yang membutuhkan waktu yang cukup begitu lama. Pada masa ini, penafsiran Al-Qur’an hanya mengacu pada surat-surat tertentu. Misalkan penafsiran surah Yasin, surah al-Fatihah, atau sebagian surah-surah yang dianggap memiliki peranan penting bagi kehidupan umat manusia. Pada periode kedua juga masih tampak mengacu pada surah-surah tertentu meski sudah ada penfsiran yang lebih umum tentang kandungan ayat suci Al-Qur’an.

Baru pada periode ketiga ini, tepatnya rentang waktu sepuluh tahun, dari tahun 1990 hingga tahun 2000, proses kreatif dalam penulisan tafsir di Indonesia terus terjadi dan berkembang. Dalam periode ini muncul beragam karya tafsir dari para intelektual Muslim Indonesia. Setidaknya ada 24 karya tafsir yang terlacak dalam dekade tahun 1990-an ini. Salah satunya yaitu Konsep Kufur dalam Al-Qur’an, Suatu Kajian Teologis dengan Pendekatan Tafsir Tematik, Konsep Perbuatan Manusia Menurut Al-Qur’an, Suatu Kajian Tafsir Tematik, dan tafsir tentang Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam Al-Qur’an (hlm. 63).

Periodisasi-periodisasi itulah yang membawa pada penafsiran Al-Qur’an secara umum dan menyeluruh. Cuma sayangnya, jika buku ini dilihat dari judulnya saja, tampak bagaikan buku bahan bacaan berat. Namun sejatinya di dalamnya tidak banyak menggunakan teori-teori penulisan seperti layaknya suatu karya hebat. Bahasanya terlalu ringan dan biasa-biasa saja, yaitu model deskripsi dan narasi kebanyakan dengan menceritakan berbagai macam contoh tafsir yang sudah berhasil menjadi karya penafsir khas Indonesia.

Namun, meskipun demikian ulasan dan alasan kelemahannya, buku ini cukup memberikan pandangan yang luas dan lebar mengenai khazanah perkembangan tafsir yang tejadi di Indonesia. Gambaran-gambaran tersebut akan menjadi cermin bagi generasi masa kini untuk terus secara intens mencari makna hakiki dari tiap-tiap ayat suci Al-Qur’an yang disesuaikan dengan konteks zaman kekinian. Sehingga dengan perkembangan tafsir terhadap ayat-ayat suci Al-Qur’an, ia akan terus fleksibel dan diterima oleh umat manusia sebagai pedoman hidup yang mengandung banyak pengatahuan dan petunjuk jalan bagi kehidupan agar tidak sesat.

Sungguh menarik kajian dalam buku ini tentang periodisasi perkembangan tafsir Al-Qur’an yang terjadi di Indonesia. Mulai dari pengajaran Al-Qur’an yang dilakukan di surau-surau hingga memunculkan para penafsir hebat Indonesia. Kajian-kajian mulai periodisasi hingga metodologi yang digunakan oleh penafsir Indonesia diulas tuntas dengan gaya bahasa ringan dan mudah dipahami oleh para pembaca. Ada banyak paradigma dan khazanah tafsir khas Indonesia yang unik dan menarik untuk selalu dijadikan rujukan terhadap kajian-kajian tafsir modern pada saat ini. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar