Ketentuan Malam Lailatul
Qadar
Malam lailatul qadar yang memiliki 1000
keistimewaan itu menjadi misteri bagi setiap hamba yang mencari dan menanti
kehadirannya, hanya sedikit orang yang dapat menemukannya, seakan malam
lailatul qadar menjadi rahasia Allah SWT semata, dan hanya hamba-hambaNya
tertentu yang dikehendaki untuk menemukannya.
Mengenai ketentuan waktu kapan malam qadar itu terjadi, tidak ada ketetapan secara pasti dalam tanggal-tanggal Ramadhan. Akan tetapi kalau dianalisa dan difahami dari surat al-qadar tersebut akan dikaitkan dengan surat al-Baqarah,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِى اَنْزَلَ فِيْهِ الْقُرْاَنُ هُدًى للِّنَّاسِ وَبَيِنَتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةُ مِنْ اَيَّامٍ اُخَرَ يُرِيْدُ اللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوْا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَاهَدَىكُمْ وَلَعَلَكُمْ تَشْكُرُوْنَ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah)
bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara
kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya
itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,
supaya kamu bersyukur. (QS. al-Baqarah, 2: 185)
Tetapi malam lailatul qadar menjadi kesepakatan ulama, bahwa malam istiwema itu ada dalam satu diantra malam-malam bulan Ramadlon, dan pendapat ulama yang kuat mengatakan; malam lailatul qadar itu terjadi salah satu diantara malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan ramadlon (21, 23, 25, 27, dan 29).
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا اَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَحَرُّوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْاَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Dari Aisyah r.a, ia menuturkan, “sesungguhnya Rasulullah s.a.w, bersabda: “carilah malam qadar pada malam-malam ganjil pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan”. (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari:1878 dan Muslim: 1998)
اِلْتَمِسُوْهَا فِى الْعَشْرِ الْاَوَاخِرِ يَعْنِي لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَاِنْ ضَعُفَ اَحَدُكُمْ اَوْ عَجَزَ فَلَا يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِي
“Carilah lailatul qadar pada sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan . bila salah seorang diantaramu merasakan lemah atau lelah, maka jangan kamu kalah dalam mencarinya pada tujuh malam terakhir (bukan Ramadhan)”. (Hadits Shahih, riqayat Muslim: 1989)
Dan diantara pendapat-pendapat di atas yang lebih masyhur adalah malam ke-27 bulan ramadlon itulah turunnya lailatul qadar, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, yang diriwayatkan Imam Ahmad dengan sanad shahih:
عَنِ ابْنِ عَمْرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : مَنْ كَانَ مُتَحَرِّيْهَا فَلْيَتَحَرَّهَافىِ لَيْلَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ
Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW, bersaabda: barang siapa mencari malam lailatul qadar, maka seyogyanya mencari pada malam ke-27 bulan ramadhan (Hadits Hasan, riwayat Ahmad:4577).
Ubay bin Ka’ab r.a, juga meriwayatkan bahwa malam qadar jatuh pada tanggal 27 Ramadhan:
عَنْ اُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ
Dari Ubay bin Ka’ab r.a, ia berkata: “malam
Qadar adalah malam tanggal 27 (ramadhan)”. (Hadits Hasan, riwayat
Ahmad:20265)Riwayat ini didukung pula oleh hadits Zar bin Hubaisy yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim:
قَالَ اُبَيّ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَاللهِ اِنِّي لَا اَعْلَمُهَا قَالَ شُعْبَةُ وَاَكْبَرُ عِلْمِي هِيَ اَللَّيْلَةُ الَّتِي اَمَرَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ
Ubay bin Ka’ab berkata tentang malam Qadar: “demi Allah sungguh aku mengetahuinya, syu’bah r.a, berkata: “pengetahuanku yang paling utama adalah tentang suatu malam yang Rasulullah s.a.w, memerintahkan kepada kami untuk menghidupkannya (malam qadar) adalah malam tanggal 27 (Ramadhan)”. (Hadits Shahih, riwayat Muslim:2000). []
Penulis: KH. Syaifullah Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar