Kamis, 23 Mei 2013

(Ngaji of the Day) Karakter Berengsek Bani Israil


Karakter Berengsek Bani Israil

Oleh: Alil Wafa

 

• Bangsa Pertama Kali yang Kafir kepada Nabi Muhammad SAW


“Dan berimanlah kamu terhadap apa yang aku turunkan yang membenarkan apa yang ada padamu, dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kali kafir kepada-Nya dan janganlah kamu menjual ayat-ayat-Ku dengan harga murah, dan hanya kepada Akulah kamu bertakwa.” (QS. al-Baqarah [2]: 41)


Dalam ayat ini Allah SWT berbicara kepada Bangsa Yahudi, sebagai bangsa yang telah sering kedangan nabi. Bangsa ini menerima kitab-kitab suci dari langit, tetapi merupakan bangsa yang paling benci kepada orang-orang mukmin. Bangsa Yahudi diajak untuk menjadi orang pertama untuk beriman kepada Nabi Muhammad SAW supaya bangsa-bangsa lain bersedia mengikuti jejaknya. Kepada Bangsa Yahudi Allah SWT berfirman supaya mereka beriman, tetapi mereka menjadi yang pertama kafir.


• Bangsa Paling Cerewet


“Dan ingatlah ketika kamu berkata, ‘Hai Musa, kami tidak akan sabar dengan satu macam makanan, maka mohonkanlah untuk kami tumbuh-tumbuhan bumi berupa sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacangnya, dan bawang merahnya.’ Maka Musa berkata, ‘Apakah kamu mau menukar yang lebih baik dengan yang lebih rendah? Turunlah kamu ke suatu negeri, karena di sana kamu memperoleh apa-apa yang kamu minta.’ Dan, kepada mereka ditimpakanlah kehinaan dan kemiskinan, mereka patut mendapat murka dari Allah. Demikian itu karena mereka telah mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh nabi-nabi dengan tidak benar. Demikian itu karena kedurhakaan mereka dan mereka melewati batas.” (QS. al-Baqarah [2]: 61)


Nenek moyang Bangsa Yahudi di masa Nabi Musa AS, gemar meminta hal-hal sulit kepada Nabi Musa AS dengan maksud untuk mempermainkannya. Contoh yang nyata ialah kata-kata mereka kepada Nabi Musa AS, “Kami tidak akan dapat bersabar dengan satu macam makanan seperti ini, yaitu Manna wa Salwa.” Seperti juga ketika Nabi Musa AS memerintahkan mereka untuk menyembelih seekor sapi, namun mereka malah memersulit diri mereka sendiri dengan terlalu banyak bertanya.


• Suka Memutarbalikkan Kebenaran


“Dan janganlah kamu campur-adukkan kebenar dan kebatilan dan janganlah kamu sembunyikan kebernaran padahal kamu mengetahuinya.” (QS. al-Baqarah [2]: 42)


Dalam ayat ini para pendeta Yahudi mendapatkan peringatan keras, karena perbuatannya mencampur-adukkan kebenaran dan kebatilan. Yang dimaksud dengan mencampuradukkan kebenaran dan kebatilan ialah mengubah ayat Taurat maupun Injil, sehingga tidak bisa dibaca lagi maksud aslinya. Misalnya mereka telah mengubah kata Muhammad dengan menerjemahkan ke dalam Bahasa Ibrani dengan kata “Paraclet” yang artinya orang yang punya sifat terpuji. Walaupun kata “Paraclet” sama dengan kata “Muhammad” tetapi perubahan kata tersebut menimbulkan pengertian yang kabur. Akibatnya, nama yang telah tegas disebut dengan kata “Muhammad” menjadi sulit untuk dimengerti orang dan lenyaplah kebenarang yang dikehendaki.


• Bangsa Paling Keras Permusuhannya terhadap Islam


“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang pali keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik..” (QS. al-Maidah [5]: 82)


Ayat ini menyebutkan dua golongan yang sangat keras permusuhannya kepada Islam, yaitu Bangsa Yahudi dan kaum musyrik. Namun di anatar dua golongan ini, Bangsa Yahudi lah yang lebih keras permusuhannya terhadap Islam, karena Bangsa Yahudi merasa sebagai bangsa pilihan sehingga tidak rela ada Nabi atau Rasul yang diangkat di luar golongan Yahudi.


• Bangsa yang Paling Suka Mengatur Tipu Daya


“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang beriman, mereka berkata, ‘Kami beriman.’ Dan, bila sebagian mereka bertemu dengan sesamanya, mereka berkata, ‘Apakah kamu ceritakan kepada mereka apa yang Allah bukakan kepadamu untuk mereka jadikan alasan melawan kamu di hadapan Tuhanmu? Tidakkah kamu berfikir?’.” (QS. al-Baqarah [2]: 76)


Orang-orang Yahudi bila bertemu dengan sahabat-sahabat Nabi SAW, mereka itu mengemukakan beriman dan menyatakan bahwa di dalam kitab suci mereka telah dijelaskan akan datangnya Muhammad, seorang Rasul pembawa kabar gembira. Tetapi ketika orang-orang Yahudi ini berkumpul dengan sesame mereka, maka para pendetanya menegur teman-temannya yang telah berani menceritakan rahasi Taurat tersebut. Mereka mencela perbuatan orang-orang Yahudi yang telah terlanjur menceritak isi Taurat kepada sahabat-sahabat Nabi SAW, bukan karena cerita itu tidak benar, tetapi karena takut senjata makan tuan.


• Bangsa Paling Keras Kepala


“Kemudian sesudah itu hatimu menjadi keras sebagaimana batu atau lebih keras. Padahal sungguh di antara batu-batu itu ada yang terbelah, lalu keluar air dari padanya, dan di antaranya ada yang jatuh menggelinding kepada takut kepada Allah. Dan, Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Baqarah [2]: 74)


Ayat melukiskan mental Bani Israil stelah mereka menerima berbagai nikmat dan nasihat yang diberikan oleh Nabi Musa AS. Ternyata nikmat Allah dan nasihat Nabi Musa AS kepada mereka sama sekali tidak memberi pengaruh positif. Mereka seolah-olah tidak lagi mempunyai hati, tetapi hanya sebagai makhluk yang berhati laksana batu, bahkan lebih keras dari batu. Itu yang menyebabkan mereka tidak akan pernah mau menerima kebenaran.


• Bangsa yang Paling Sombong dan Membanggakan Etnisnya


“Dan bila mereka dikatakan, ‘Berimanlah kamu terhadap apa yang telah Allah turunkan.’ Maka, mereka berkata, ‘Kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami.’ Dan, mereka kufur kepada apa yang dating sesudahnya, padahal itulah kebenaran yang membenarkan kepada apa yang ada pada mereka. Katakanlah, “Tetapi, mengapa kamu dulu membunuh nabi-nabi Allah, jika kamu benar-benar orang yang beriman?.” (QS. al-Baqarah [2]: 91)


Bangsa Yahudi pada zaman Nabi SAW menolak untuk beriman kepada al-Qur’an dengan dalih, “Kami telah beriman kepada kitab-kitab yang dibawa para Nabi Bani Israil, seperti Taurat dan lain-lain.” Mereka dengan somong menolak kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW, meskipun mereka tahu itu adalah kebenaran, lantaran Rasulullah SAW bukan dari etnis mereka.


• Bangsa Paling Suka Mempermainkan Perjanjian


“Kemudian kamu berpaling sesudah itu. Kalau tidak karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya kamu tergolong orang-orang yang rugi.” (QS. al-Baqarah [2]: 64)

 

Bangsa Yahudi yang ada di bawah pimpinan Nabi Musa AS diperintahkan oleh Allah SWT untuk melaksanakan isi kitab Taurat dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh. Di saat mereka menerima perintah ini, Allah SWT mengangkat gunung Thursina di atas kepala mereka, agar mereka menjadi yakin dan bertambah kuta imannya. Sesudah itu, Allah SWT menyuruh mereka berjanji untuk mematuhi kitab Taurat dengan sungguh-sungguh. Tetapi yang terjadi, mereka justru dengan cepat melanggar perjanjian yang baru saja mereka buat. Ayat lain juga menceritakan, “Dan, apakah setiap kali mengikat janji, segolongan dari mereka mencampakkannya? Bahkan, kebanyakandari mereka tidak beriman.” (QS. al-Baqarah [2]: 100)


Bangsa Yahudi setiap kali mengadakan perjanjian selalu melanggar perjanjian tersebut. Salah satu cara melanggar perjanjian ialah dengan jalan pihak lain sesama Bangsa Yahudi melakukan pelanggaran terhadap lawan Bangsa Yahudi yang melakukan perjanjian itu. Pihak yang melakukan pelanggran ini berdalih, tidak terikat pada perjanjian yang dibuat oleh teman mereka Bangsa Yahudi itu.


Maka dari semua, tidak heran jika sekarang Zionis Israel dengan sangat mudah mempermainkan berbagai aturan internasional dan perjanjian, serta kesepakatan yang sudah berulang kali dibuat, karena memang itulah karakter brengsek mereka. []


Sumber: Buletin Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan – Jawa Timur, Edisi 72

Tidak ada komentar:

Posting Komentar