Rabu, 08 Mei 2013

Gus Mus: Munajat Kaum Binatang


Munajat Kaum Binatang

Oleh: KH. A. Musthofa Bisri

Ahad, 05/05/2013 05:00

 

 “liputan eksklusif dari pertemuan rahasia masyarakat binatang di alam”

 

syahdan, di suatu malam yang senyap

ketika malaikat rahmat turun menawarkan ampunan

dan sekalian manusia lelap

para binatang dari berbagai etnis dan golongan yang masih tersisa di muka bumi

dari golongan binatang buas, binatang air, unggas, ternak, serangga

dan segenap binatang melata

diam-diam berkumpul di padang terbuka

yang dahulu merupakan rimba belantara tempat tinggal mereka

untuk membicarakan nasib mereka

kaitannya dengan kelakuan dan perlakuan manusia

yang kezalimannya semakin merajalela


dalam pertemuan akbar masyarakat binatang itu

semua kelompok menyampaikan keluhan yang sama

domba, kambing, buaya, ular, tikus, anjing, kecoak, kerbau misalnya

menyatakan bahwa selain dilalimi

selama ini nama mereka telah digunakan dan dinodai oleh manusia

dengan semena-mena


setelah semua menyampaikan keluhannya

tentang nasib mereka yang kian sengsara akibat ulah manusia

dan mengakui ketidakberdayaan mereka

akhirnya disepakati

saat ini juga mengadukan ihwal mereka kepada Tuhan Yang Maha Kuasa


demikianlah unta yang mereka tunjuk memimpin doa

dengan khusyuk mulai memanjatkan munajatnya

dan sekalian binatang mengamininya


“ya Allah… ya Tuhan kami… Ampunilah kami

malam ini kami

yang masih tersisa dari makhluk binatang

berkumpul menyampaikan keluhan kami kepada-Mu

kepada siapa lagi kami mengeluh kalau bukan kepada-Mu ya Tuhan

dan ampunilah kami bila kami tergesa-gesa menyampaikan munajat kami ini

sebelum kaum manusia yang Kau angkat menjadi Khalifah-Mu

memergoki dan menghabisi kami

perkenankanlah kami menyampaikan jeritan kami

istigotsah kami”


“ya Allah… ya Tuhan Yang Maha Mengetahui

karena Engkau selama ini kami siap mengabdi dan rela berkorban untuk manusia

tapi manusia

atas nama khalifah dengan sewenang-wenang melalimi kami

mereka jarah tempat tinggal kami

atau memorak-porandakannya

mereka rampok makanan kami

atau menghancurkannya

mereka rebut peran kami

atau menghentikannya

mereka saingi naluri kami

atau mengalahkannya

mereka santap keturunan kami

atau memusnahkannya

mereka rampas

kehidupan kami

sebelum sempat kami bermain”


“Engkau beri mereka kekuasaan atas dunia

namun mereka membiarkan diri mereka dikuasai dunia
maka semakin hari
kelaliman dan keisengan mereka semakin menjadi-jadi
puji syukur bagi-Mu ya Tuhan…
Engkau telah menghajar mereka melalui tangan-tangan mereka sendiri
mereka kini panik
di antara mereka bahkan ada yang menjadi kalap
dengan bangga
mereka saling terkam dan saling basmi
mencabik-cabik kemanusiaan mereka sendiri
dan kami pun semakin mulai tak bisa mengenali mereka
karena mereka sudah sama dengan kami
bahkan dalam banyak hal
mereka melebihi kami sendiri”

“ya…Allah… ya Tuhan Yang Maha Adil
kami akui kadang-kadang kami saling terkam dan memangsa
namun Kau tahu karena kami terpaksa
bukan karena kerakusan dan kebencian
di antara kami memang ada yang kejam
tapi kami tidak membakar dan kami tidak menghisap
dan sengaja memusnahkan
karena kami tahu itu hak-Mu semata
mereka bahkan dengan berani
membawa-bawa nama-Mu
untuk mnghancurkan nilai-nilai ajaran-Mu yang mulia
atas nama-Mu
mereka meretas tali persaudaraan yang Engkau suruh jalin
atas nama-Mu
mereka mengobarkan kebencian yang Engkau benci”

“ya..Allah… ya Tuhan kami Yang Maha Bijaksana
kini kalangan manusia ada juga yang mengadakan Istighotsah karena merasa bersalah
tapi apakah ada yang benar-benar merasa bersalah
mereka tidak malu terus meminta kepada-Mu
padahal segala yang mereka perlukan
yang mereka minta atau yang tidak mereka minta
terus Engkau limpahkan kepada mereka
dan mereka nikmati tanpa mereka syukuri”

“ya Allah, ya Tuhan kami Yang Maha Pengasih
kami lah yang lebih pantas melakukan Istighotsah
karena kami adalah makhluk-Mu yang paling lemah
karena kami adalah makhluk-Mu yang paling kalah
ya Allah, ya Tuhan Yang Maha Pemurah…
kami tidak meminta apapun untuk diri kami
kami sudah puas dengan apa yang Engkau anugerahkan kepada kami
kami hanya meminta untuk kebaikan khalifah-Mu
karena dengan kebaikan mereka
kami dapat dengan tenang bersujud dan bertasbih kepada-Mu
kami memohon ampunan untuk mereka
ampunilah mereka ya Tuhan
terutama untuk mereka yang tidak merasa perlu memohon ampunan
karena tidak merasa bersalah
atau tidak merasa malu

“ya Tuhan kami…
jangan terus Kau biarkan kalbu mereka tertutupi dosa dan noda
sehingga nafsu terus menguasai mereka
dan mengaburkan pandangan jernih mereka

ya Tuhan… sadarkanlah mereka
akan hakikat kehambaan
dan kekhalifahan mereka
agar mereka tetap rendah hati meski berkuasa
agar mereka tidak terus asik hanya dengan diri mereka sendiri
agar kelamin mereka tak terkalahkan oleh hawa nafsu dan setan
agar kasih sayang mereka tak terkalahkan oleh dendam dan kebencian
agar mereka tidak menjadi laknat
dan benar-benar menjadi rahmat bagi alam semesta
ataukah Engkau ya Tuhan
memang hendak mengganti mereka
dengan generasi yang lebih beradab
amiiin

 

* Puisi ini dibacakan Wakil Rais Am PBNU KH A Musthofa Bisri dalam Pidato Budaya Gus Mus yang diselenggarakan pada peringatan harlah ke-79 GP Ansor di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto Kavling 37, Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Sabtu (20/4) malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar