Jumat, 29 Oktober 2021

(Ngaji of the Day) Surat Al-Baqarah

Jumlah Ayat pada Surat Al-Baqarah Surat Al-Baqarah, dalam Tafsirul Jalalain, terdiri atas 286 atau 287 ayat karena ulama berbeda pendapat perihal peritungannya. Surat Al-Baqarah tergolong Madaniyah atau surat yang turun di Kota Madinah. Menurut Ali As-Shabuni, tanpa khilaf ulama surat ini seluruhnya Madaniyah. Ia termasuk ayat yang awal mula turun. Ia berisi 287 ayat. (As-Shabuni, 1999: 29).

 

Adapun At-Tafsirul Munir mengatakan, surat ini tergolong Madaniyah kecuali ayat 281 yang turun di Mina pada Haji Wada. ia terdiri atas 286 ayat. Ia surat pertama yang turun di Madinah. (Az-Zuhayli, 1418 H).

 

Sebagian ulama mengatakan, surat ini terdiri atas 1000 kabar, 1000 perintah, dan 1000 larangan. Ulama penghitung mengatakan, surat ini terdiri atas 287 ayat, 6121 kata, dan 25500 huruf. (Ibnu Katsir, 1999).

 

Nama Surat Al-Baqarah

 

Ia dinamai Surat Al-Baqarah untuk mengenang peristiwa penyembelihan sapi yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil di zaman Nabi Musa untuk menyingkap pelaku pembunuhan. Pelaku pembunuhan diketahui setelah jenazah dihidupkan kembali melalui pukulan salah satu organ tubuh sapi tersebut. Kisah ini dapat ditemukan pada Surat Al-Baqarah ayat 67 dan seterusnya. (As-Shabuni, 1999: 30).

 

At-Tafsirul Munir menyebut, ia dinamai Surat Al-Baqarah karena di dalamnya mengandung kisah sapi yang menyingkap peristiwa gelap pembunuhan seseorang di zaman Nabi Musa yang pelakunya tidak lain adalah kerabat korban. (Az-Zuhayli. 1418 H).

 

Keutamaan Surat Al-Baqarah

 

Surat Al-Baqarah mengandung keutamaan yang besar. Orang yang membacanya juga akan mendapatkan pahala yang besar. Ia juga disebut Fusthathul Qur’an atau kemah besar Al-Qur’an. Dalam beberapa riwayat, Rasulullah menyebut keutamaan Surat Al-Baqarah.

 

قال رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم: لا تجعلوا بيوتكم مقابر، إن الشيطان ينفر من البيت الذي تقرأ فيه سورة البقرة

 

Artinya, “Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, ‘Jangan jadikan rumah kalian sebagai kuburan (tanpa lantunan Al-Qur’an) karena setan akan lari dari rumah yang dibacakan Surat Al-Baqarah,’” (HR Ahmad, Muslim, At-Tirmidzi, dan An-Nasa’I dengan matan serupa).

 

وقال أيضا: اقرؤوا سورة البقرة، فإن أخذها بركة، وتركها حسرة، ولا يستطيعها البطلة

 

Artinya, “Dari Abu Umamah Al-Bahili, Rasulullah SAW bersabda, ‘Bacalah Surat Al-Baqarah karena memegang(membaca)nya berkah dan meinggalkannya penyesalan. Dan ahli sihir tidak mampu memasukinya,’” (HR Muslim).

 

Pada riwayat lain Rasulullah bersabda, “Setiap hal memiliki punuk. Punuk Al-Qur’an adalah Surat Al-Baqarah. Siapa saja yang membaca surat ini pada malam hari di rumahnya, niscaya setan tidak akan memasukinya selama tiga malam. Sedangkan Siapa saja yang membaca surat ini pada siang hari, niscaya setan tidak akan memasukinya selama tiga siang.” (HR Ad-Darimi dan Ibnu Hibban).

 

Kandungan Surat Al-Baqarah

 

Al-Baqarah, dalam At-Tafsirul Munir, merupakan surat terpanjang dalam Al-Qur’an. Ia tergolong madaniyah, artinya ia seperti surat madaniyah lainnya yang berbicara perihal tata cara kehidupan umat Islam pada masyarakat baru di Kota Madinah dalam kehidupan beragama dan berbangsa. Kehidupan beragama dan berbangsa tidak dapat terpisah. Keduanya saling terkait sebagaimana jiwa dan raga. (Az-Zuhayli, 1418 H).

 

Surat ini membicarakan aqidah, amal saleh, shalat, infaq/zakat sebagai jaminan sosial, ciri orang beriman, orang kafir, dan orang munafiq, awal mula penciptaan manusia, kemuliaan anak manusia melalui sujud malaikat, masalah ghaib, cerita nabi Musa, Firaun, Bani Israil, sapi, pembunuhan para nabi, pengingkaran janji, kelenturan syariat Islam dalam situasi darurat, shalat, puasa, haji, sanksi kejahatan pembunuhan, muamalah atas harta anak yatim, larangan riba, larangan judi, larangan minum khamar, larangan memakan harta orang lain dengan batil, aturan nikah, talak, iddah, pengharaman sihir, larangan pembunuhan atas nyawa manusia, larangan berhubungan badan saat istri haid, dan larangan hubungan badan dari dubur perempuan. (Az-Zuhayli, 1418 H).

 

Surat ini juga mengandung ayat agung, Ayat Kursi. Surat ini juga membicarakan soal pencatatan utang, saksi, peradilan antara suami dan istri, gadai, perintah penyampaian amanah, larangan penyembunyian kesaksian. Surat ini diakhiri dengan peringatan untuk bertobat dan kembali kepada Allah melalui doa yang agung. Surat ini diakhiri dengan doa untuk memohon pertolongan, kemudahan, dan keringanan, dan mengatasi musuh Allah dan musuh kemanusiaan. (Az-Zuhayli, 1418 H).

 

Surat ini mengarahkan bahwa inti kebahagiaan dunia dan akhirat terletak pada ketaatan seseorang pada agama. Adapun pokok atau ushul dari agama adalah keimanan kepada Allah dan rasul-Nya, keimanan kepada hari akhir, dan amal saleh. Hanya orang beragama dan istiqamah yang berhak mengatur masyarakat. Tetapi pemaksaan beragama tetap dilarang dalam Islam. (Az-Zuhayli, 1418 H).

 

Surat ini juga, dalam Shafwatut Tafasir, mengandung tata cara kehidupan rumah tangga seorang Muslim karena rumah tangga merupakan inti dari kehidupan masyarakat yang lebih besar. (As-Shabuni, 1999: 30). Wallahu a‘lam. []

 

Sumber: NU Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar