Persiapkan Diri Menyambut Ramadhan
Oleh : Ahmad Zaini, S.Ag. M.Pd.*)
Hadirin jama'ah shalat jum'at rahimakumullah
Sebentar lagi tamu kita yang mulia bulan Ramadhan akan segera tiba menyapa kita. Tamu terhormat yang datang dengan membawa segudang peluang dan kesempatan emas bagi kita. Kenapa dikatakan demikian? tak lain karena di dalam bulan Ramadhan terkandung kemuliaan dan keistimewaan yang amat besar, yang tak bisa dijumpai pada bulan-bulan lainnya. Nilai ibadah dilipatgandakan, do'a-do'a dikabulkan, dosa diampuni, pintu surga dibuka, sementara pintu neraka ditutup. Ramadhan, tak ubahnya tamu agung yang selalu dinanti-nanti kedatangannya, rugilah orang yang tidak dapat bertemu dengannya, namun akan lebih rugi lagi bagi mereka yang menjumpainya, namun tidak mengambil sesuatu darinya (yakni dengan menggunakannya sebagai moment meningkatkan kualitas ibadah dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT).
ألْحَمْدُلِلّهِ
الّذِيْ جَعَلَ شَهْرَ رَمَضَانَ غُرَّةَ وَجْهِ الْعَامِ. وَشَرَّفَ أَوْقَاتَهُ
عَلَى سَائِرِ الأَوْقَاتِ, وَفَضَّلَ أَيَّامَهُ عَلَى سَائِرِ الأَيَّامِ,
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شهادَةَ مَنْ
قَالَ رَبِّيَ اللهُ ثُمَّ اسْتَقَامَ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ مَنْ صَلَّى وَصِامَ. اللهمّ صَلّ وسّلِّمْ علَى
عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدِ وعَلى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ
وَمَصَابِيْحِ الظُّلاَمِ. أمَّا بعْدُ, فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَِ
تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ وَتَرْكِ الأَثَامِ.
Hadirin jama'ah shalat jum'at rahimakumullah.
Marilah pada saat yang berbahagia ini, saya mengajak kita semua, untuk bersama-sama berusaha meningkatkan taqwa kita kepada Allah SWT. yakni dengan senantiasa memperhatikan dengan sungguh-sungguh sekaligus melaksanakan dengan sebaik-baiknya apa yang menjadi perintah Allah SWT dan meninggalkan apa yang menjadi laranganNya, sehingga kelak kita termasuk ke dalam golongan hamba-hambaNya yang beruntung baik di dunia maupun di akhirat, amin-amin ya rabbal 'alamin.
Hadirin jama'ah shalat jum'at rahimakumullah
Sebentar lagi tamu kita yang mulia bulan Ramadhan akan segera tiba menyapa kita. Tamu terhormat yang datang dengan membawa segudang peluang dan kesempatan emas bagi kita. Kenapa dikatakan demikian? tak lain karena di dalam bulan Ramadhan terkandung kemuliaan dan keistimewaan yang amat besar, yang tak bisa dijumpai pada bulan-bulan lainnya. Nilai ibadah dilipatgandakan, do'a-do'a dikabulkan, dosa diampuni, pintu surga dibuka, sementara pintu neraka ditutup. Ramadhan, tak ubahnya tamu agung yang selalu dinanti-nanti kedatangannya, rugilah orang yang tidak dapat bertemu dengannya, namun akan lebih rugi lagi bagi mereka yang menjumpainya, namun tidak mengambil sesuatu darinya (yakni dengan menggunakannya sebagai moment meningkatkan kualitas ibadah dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT).
Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan
diri dengan sebaik-baiknya dalam rangka menyambut bulan yang penuh berkah
tersebut, sehingga kita dapat memanfaatkannya secara maksimal untuk beribadah
mendekatkatkan diri kepada Allah swt. Dengan demikian, apa yang menjadi Tujuan
Akhir dari puasa ramadhan ini, yakni derajat "Ketaqwaan" dapat kita
raih. Untuk itulah, Rasulullah SAW tak lupa berpesan kepada umatnya ketika
bulan Ramadhan datang - sebagaimana hadits yang diriwayatkan an-Nasa'i dari Abu
Hurairah
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ
صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ
الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرْدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ. فِيهِ لَيْلَةٌ
خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ...... (سنن النسائي الجزأ 7 ص. 256 : (2079))
Dari sahabat Abu Hurairah r.a. beliau
berkata, bahwa Rasulullah telah bersabda : "Sungguh telah datang pada
kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, yang mana pada bulan tersebut
Allah SWT mewajibkan kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu, pintu-pintu langit
dibuka, sementara pintu-pintu neraka ditutup serta syaitan-syaitan dibelenggu.
Pada bulan itu terdapat sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan.(HR.
An-Nasa'i)
Selain itu, Rasulullah mengajarkan kepada
kita sebuah do'a yang dipanjatkan menjelang datangnya Ramadhan, yakni :
Allahuma bariklana fii Rajaba wa Sya’bana, wa ballighna Ramadlana… (ya Allah
berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami pada Ramadhan) (HR.
Ahmad dan Bazzar).
Oleh karena itu, marilah kita sambut
kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh suka cita “Marhaban Ya Ramadhan (selamat
datang bulan Ramadhan), kami sambut kedatanganmu dengan penuh suka cita.”
Prof. Dr. Quraish Shihab, ulama Tafsir dari
Indonesia lulusan Universitas Al-Azhar Mesir menjelaskan bahwa kata “marhaban”
terambil dari akar kata “rahb” (رَحْبٌ) yang berarti (وَاسِعٌ,
رَحِيْبٌ) “luas atau lapang”,
sehingga marhaban menggambarkan bahwa tamu yang datang disambut dan diterima
dengan lapang dada, penuh kegembiraan, serta dipersiapkan baginya tempat yang
luas untuk melakukan apa saja yang dia inginkan.
Dari kata ini, terbentuk kata “rahbah” yang
antara lain, diartikan sebagai “ruangan luas untuk mobil,” guna memperoleh
perbaikan atau kebutuhan bagi kelanjutan perjalanannya. “Marhaban Ya Syahra
Ramadhan” berarti, “kami menyambutmu dengan penuh kegembiraan dan kami
persiapkan untukmu tempat yang luas agar engkau bebas melakukan apa saja, yang
berkaitan dengan upaya mengasah dan mengasuh jiwa kami.”
Dalam bahasa Arab bulan disebut dengan
“syahr”(الشَّـهْرُ) yang bermakna “terkenal” atau populer. Orang Arab biasanya
menamai bulan sesuai dengan keadaan di mana bulan itu berlangsung. Karena pada
masa turunnya perintah puasa adalah musim panas yang terik, maka bulan itu
dinamai “Ramadhan” yang akar katanya dari “Ramidha” (رَمِضَ) yang berarti “sangat panas, membakar”
disebabkan panas matahari yang luar biasa menyinari pasir-pasir gurun. Ada juga
pengertian lain yaitu “batu (karang) yang membakar.”
Hadirin jama'ah shalat jum'at rahimakumullah
Pengertian di atas sesuai dengan makna filosofis bulan Ramadhan, yaitu membakar dosa-dosa yang pernah dilakukan dengan menahan makan dan minum dan apa-apa yang membatalkannya. Juga dapat dianalogikan, untuk membuat sesuatu lebih terbakar adalah dengan menghimpitnya di antara dua batu (karang) lembut, lalu memukul-mukul sifat (buruk)-nya sendiri di antara dua batu (karang), yakni lapar dan haus. Rasulullah SAW, bersabda, “dinamakan bulan Ramadhan karena ia cenderung membakar dosa-dosa.”
Berikut ini adalah beberapa sikap terpuji
yang dilakukan para ulama sholeh terdahulu dalam menyambut bulan suci Ramadhan
yang pantas diteladani:
Pertama, kita harus
menyambut Ramadhan dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Yahya bin Abi Katsir
meriwayatkan bahwa orang-orang salaf terdahulu selalu mengucapkan doa:اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ
بَلِغْنَا رَمَضَانَ
"Ya Allah sampaikanlah aku dengan selamat
ke Ramadhan, selamatkan Ramadhan untukku dan selamatkan aku hingga selesai
Ramadhan". Sampai kepada Ramadhan adalah kebahagiaan yang luar biasa bagi
mereka, karena pada bulan itu mereka bisa mendapatkan nikmat dan karunia Allah
yang tidak terkira.Tidak mengherankan jika kemudian Nabi saw dan para sahabat
menyambut Ramadhan dengan senyum dan tahmid, dan melepas kepergian Ramadhan
dengan tangis.
Kedua, dengan pengetahuan yang dalam. Puasa
Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap
muslim. Ibadah puasa mempunyai ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi agar
sah dan sempurna. Sesuatu yang menjadi prasyarat suatu ibadah wajib, maka wajib
memenuhinya dan wajib mempelajarinya. Ilmu tentang ketentuan puasa atau yang
sering disebut dengan fikih puasa merupakan hal yang wajib dipelajari oleh
setiap muslim, minimal tentang hal-hal yang menjadi sah dan tidaknya puasa.
Persepsi dan pengetahuan yang utuh tentang
bulan Ramadhan akan menghindarkan diri dari kesalahan-kesalahan yang bisa
merusak ibadah Ramadhan disebabkan oleh ketidaktahuan kita. Persepsi yang utuh
tentang keutamaan Ramadhan akan mendorong tumbuhnya motivasi dari dalam diri
untuk menjalani ibadah dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, pada bagian ini,
persiapan-persiapan yang bisa dilakukan adalah dengan banyak bertanya, belajar
dan membaca. Orang akan mampu mengerjakan sesuatu dengan sempurna dan riang
gembira jika ia tahu dengan pasti apa alasan, tujuan dan manfaat di balik
sesuatu yang ia kerjakan.
Ketiga, dengan doa. Bulan Ramadhan selain
merupakan bulan karunia dan kenikmatan beribadah, juga merupakan bulan
tantangan. Tantangan menahan nafsu untuk perbuatan jahat, tantangan untuk
menggapai kemuliaan malam lailatul qadar dan tantangan-tantangan lainnya.
Keterbatasan manusia mengharuskannya untuk selalu berdo’a agar optimis melalui
bulan Ramadhan.
Empat, dengan tekad dan planning yang matang
untuk mengisi Ramadhan. Niat dan azam adalah bahasa lain dari planning atau
perencanaan. Orang-orang soleh terdahulu selalu merencanakan pengisian bulan
Ramadhan dengan cermat dan optimis. Berapa kali dia akan mengkhatamkan membaca
al-Quran, berapa kali sholat malam, berapa akan bersedekah dan membari makan
orang berpuasa, berapa kali kita menghadiri pengajian dan membaca buku agama.
Itulah planning yang benar mengisi Ramadhan, bukan hanya sekedar memplaning
atau merencanakan menu makan dan pakaian kita untuk Ramadhan, tapi lebih
diarahkan ke perencanaan yang matang untuk meningkatkan kualitas ibadah kita di
bulan Ramadhan.
Kelima, Persiapan Ruh dan Jasad Rasulullah
SAW dan orang-orang shalih tidak pernah menyia-nyiakan keutamaan Ramadhan
sedikitpun. Rasulullah dan para sahabat memperbanyak puasa dan bersedekah pada
bulan Sya’ban sebagai latihan sekaligus tanda kegembiraan menyambut datangnya
Ramadhan. Anas bin Malik r.a. berkata, ”ketika kaum muslimin memasuki bulan
Sya’ban, mereka sibuk membaca Alquran dan mengeluarkan zakat mal untuk membantu
fakir miskin yang berpuasa.”
Dengan mengondisikan diri pada bulan Sya’ban
untuk berpuasa, bersedekah dan memperbanyak ibadah, kondisi ruhiyah akan
meningkat, dan tubuh akan terlatih berpuasa Dengan kondisi seperti ini, maka
ketika memasuki bulan Ramadhan, kondisi ruh dan iman telah membaik, yang
selanjutnya dapat langsung menyambut bulan Ramadhan yang mulia ini dengan amal
dan kegiatan yang dianjurkan. Di sisi lain, tidak akan terjadi lagi gejolak
fisik dan proses penyesuaian yang kadang-kadang dirasakan oleh orang-orang yang
pertama kali berpuasa, seperti lemas, demam dan sebagainya.
Rasulullah SAW senantiasa melakukan puasa
sunnah bulan Sya’ban, bahkan dalam beberapa riwayat disebutkan beliau kadang
melakukannya sebulan penuh. Dalam sebuah hadits disebutkan :
أَخْرَجَ
النَّسَائِيُّ وَأَبُو دَاوُدَ وَصَحَّحَهُ اِبْن خُزَيْمَةَ عَنْ أُسَامَة بْن
زَيْدٍ قَالَ " قُلْت يَا رَسُول اللَّه لَمْ أَرَك تَصُومُ مِنْ شَهْر مِنْ
الشُّهُور مَا تَصُوم مِنْ شَعْبَان ، قَالَ : ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاس
عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَان ، وَهُوَ شَهْر تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَال إِلَى
رَبّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ " (فتح
الباري لابن حجر (باب صوم شعبان), الجزأ السادس, ص : 238)
Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada
Rasulullah saw. Katanya: “Ya Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa
pada bulan-bulan yang lain sebanyak puasa di bulan Sya’ban ini? Beliau saw
menjawab: “Itulah bulan yang dilupakan orang, antara Rajab dan Ramadhan, bulan
ditingkatkannya amal perbuatan kepada Allah swt Rabbul ‘Alamin. Dan aku ingin
amalku diangkat sedang aku dalam keadaan berpuasa.” (HR An-Nasa-i).
Keenam, Persiapan Materi. Kemudian yang harus
kita perhatikan menyongsong bulan Ramadhan adalah persiapan finansial atau
materi. Persiapan materi di sini tidak dimaksudkan untuk membeli kebutuhan
berbuka dan sahur yang mewah dan mahal bahkan kadang terkesan berlebihan. Tapi
finansial/materi yang diperuntukkan untuk menopang ibadah sedekah dan infak
kita. Bulan Ramadhan merupakan bulan muwaasah (bulan santunan, pelipur lara).
Sangat dianjurkan memberi santunan kepada orang lain, betapapun kecilnya.
Pahala yang sangat besar akan didapat manakala ia memberi kepada orang lain
yang berpuasa, sekalipun sekedar sebiji kurma dan seteguk air. Kedermawanan
Rasulullah saw pada bulan Ramadhan sangat besar. Digambarkan dalam beberapa
riwayat bahwa sentuhan kebaikan dan santunan Rasulullah saw kepada masyarakat
sampai merata, lebih merata ketimbang sentuhan angin terhadap benda-benda di
sekitarnya.
Demikianlah khutbah yang dapat kami
sampaikan, semoga kiranya kita memperoleh rahmat, hidayat serta kekuatan untuk
dapat mempersiapkan diri secara maksimal, menyongsong datangnya bulan Ramadhan
besok, amin, amin ya Robbal 'alamin.....
Khutbah II
أعوذبالله
من الشيطان الرّجيم. بسم الله الرّحمن الرّحيم يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
أَيَّامًا
مَّعْدُودَاتٍ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ
أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَن
تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُ وَأَن تَصُومُواْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن
كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
باَرَكَ
اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ
والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ
رَحِيْمٌ.
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ
رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ
وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا
النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا
اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ
ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ
وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Tenaga Pengajar di MTsN Model Kuripan Lombok
Barat, IAI Qamarul Huda Bagu Lombok Tengah, Sekretaris MWC NU Kec.Sandubaya
Kota Mataram NTB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar