Pondok Pesantren Cipasung terletak di Jalan KH Ruhiat, Desa Cipakat, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Singaparna, Jawa Barat. Pesantren ini memiliki jarak tempuh kurang lebih 280 kilometer dari Jakarta dan ditempuh sekitar enam jam.
Pesantren Cipasung didirikan oleh KH Ruhiat, pada akhir tahun 1931. Semula,
santri yang menetap di pesantren ini berjumlah kurang lebih 40 orang. Sebagian
santri tersebut adalah mereka yang ikut dari Pesantren Cilenga, tempat Kiai
Ruhiat menempa ilmu.
Di samping itu, ada pula santri kalong yang hanya mengaji pada malam hari dan
siangnya kembali ke rumah. Mereka adalah warga yang tinggal di sekitar komplek
Cipasung. (Tadzkirat Buku Panduan Mukimin Mukimat Pondok Pesantren Cipasung,
2018).
Sebagai pembinaan agama terhadap anak-anak usia muda, pada 1935 didirikan
sekolah agama atau madrasah diniyah. Sekolah inilah yang paling pertama
didirikan di Pondok Pesantren Cipasung.
Seiring berjalannya waktu, para santri telah tumbuh menjadi dewasa. Lalu Kiai
Ruhiat mendirikan Kursus Kader Mubalighin wal Musyawirin (KKM), pada tahun
1937. Kursus ini dibuat sebagai wadah santri dewasa untuk latihan berpidato,
dakwah, dan musyawarah yang diadakan pada setiap malam Kamis.
Tak hanya itu, pada 1943 Pesantren Cipasung juga memberikan wahana latihan bagi
santri putri. Dibuatlah Kursus Kader Mubalighah agar santri putri dapat
mengembangkan bakat pidato dan berdakwah.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, pada 17 Agustus 1945, Kiai Ruhiat
semakin mengembangkan pendidikan di lingkungan Pesantren Cipasung. Hal ini
dibuktikan dengan didirikannya sekolah formal di Pesantren Cipasung.
Lembaga pendidikan yang didirikan di Pesantren Cipasung pasca-kemerdekaan
adalah Sekolah Pendidikan Islam (SPI), pada 1949. Di sekolah ini, selain
pendidikan agama, juga diberikan pula berbagai pengetahuan umum. Lalu pada
tahun 1953, sekolah ini berubah nama menjadi Sekolah Menengah Pertama Islam
(SMPI).
Di tahun yang sama, didirikan pula Sekolah Rendah Islam (SRI) yang kemudian
berubah menjadi Madrasah Wajib Belajar (MWB) dan kini berubah lagi menjadi
Madrasah Ibtidaiyah (MI). Sebagai kelanjutan dari MI dan SMPI, didirikan juga
Sekolah Menengah Atas Islam (SMAI), pada 1959.
Tak berhenti di situ, Kiai Ruhiat juga mendirikan dan membuka Perguruan Tinggi
Islam (PTI) dengan Fakultas Tarbiyah, pada 25 September 1965. PTI Cipasung ini
merupakan perguruan tinggi Islam pertama yang dibuka di Jawa Barat, bahkan
sebelum ada Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
Kemudian, Yayasan Pondok Pesantren Cipasung akhirnya dibentuk pada tahun 1967.
Yayasan ini dibentuk dengan tujuan untuk mengikat dan mewadahi semua kegiatan
pesantren. Lalu pada 1969, didirikan Sekolah Persiapan IAIN yang pada 1978
berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN). Pada tahun 1970, didirikan
Fakultas Ushuluddin filial Cipasung. Namun dengan adanya pemusatan ke induknya,
maka fakultas ini hanya berjalan selama dua tahun.
Kiai Ruhiat, Pendiri Pondok Pesantren Cipasung itu kemudian wafat pada 28 November
1977. Tampuk kepemimpinan pesantren diteruskan oleh salah seorang putranya,
yakni KH Moh Ilyas Ruhiat. Berbagai perkembangan pesantren pun
dilanjutkan.
Selanjutnya, Kiai Ilyas mendirikan Biro Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat
(BP2M) pada tahun 1982. Pada tahun ini, didirikan pula Koperasi Pondok
Pesantren Cipasung. Tak hanya itu, masih di tahun yang sama, Kiai Ilyas juga
mendirikan Fakultas Syariah sebagai pelengkap Fakultas Tarbiyyah yang sudah ada
sebelumnya. Dalam perjalanannya, Kiai Ilyas menambah Fakultas Dakwah. Lalu nama
PTI Cipasung diubah menjadi Institut Agama Islam Cipasung atau IAIC.
Pada 1992, didirikan Madrasah Tsanawiyyah (MTs) Cipasung. Lalu, pada 1997
Sekolah Tinggi Teknologi Cipasung (STTC) pun berdiri. Selain itu, didirikan
juga Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Cipasung pada 1999.
Di tahun 2000, dibuka Program Pasca-Sarjana Universitas Islam Indonesia (UII)
Yogyakarta Kelas Khusus Cipasung. Namun, dengan adanya larangan kelas jauh,
maka pada tahun 2010 Kelas Khusus Cipasung UII Yogyakarta terpaksa harus
dibubarkan. Selanjutnya, pada 2003, didirikan Taman Kanak-Kanak Cipasung yang
pada 2018 diubah namanya menjadi Taman Kanak-Kanak Islam Siti Aisyah
Cipasung.
KH Moh Ilyas Ruhiat wafat pada 2007. Perjuangan untuk mengembangkan pesantren
diteruskan oleh KH Dudung Abd Halim sebagai Pimpinan Pondok Pesantren Cipasung.
Lalu pada 2011, ia mendirikan Program Pasca-Sarjana di IAIC dengan Program
Studi Pendidikan Bahasa Arab. Pada tahun itu didirikan pula Sekolah Menengah
Kejuruan Islam (SMKI) Cipasung.
Pada awal tahun 2012 KH Dudung Abd Halim wafat dan dilanjutkan oleh KH Abun
Bunyamin Ruhiat sebagai Pimpinan Pondok Pesantren Cipasung hingga kini. Pada
tahun 2012, dibuka Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) pada Program
Pasca-Sarjana IAIC. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar