Ragam Shalat Sunnah (4)
Shalat Witir
Diantara shalat sunnah yang sangat dianjurkan
adalah shalat witir. Witir secara bahasa berarti ‘ganjil’. Karena shalat ini
memang harus dilaksanakan dalam jumlah ganjil.
Shalat witir tidak dianjurkan berjama’ah
kecuali witir pada bulan Ramadhan. Meskipun witir boleh dilaksankan hanya satu
raka’at (sebagai jumlah minimal) tetapi yang utama dilakukan tiga rakaat dan
paling utama adalah lima raka’at, kemudian tujuh raka’at dan lalu sembilan
raka’at dan yang paling sempurna adalah sebelas raka’at (sebagai jumlah
maksimal). Tidak diperbolehkan shalat witir lebih dari jumlah tersebut.
Jika seseorang melaksanakan witir lebih tiga
raka’at, maka dilakukan setiap dua raka’at salam dan ditutup dengan satu
raka’at. Bila melaksanakan tiga raka’at boleh dilakukan langsung raka’at
seperti shalat maghrib. Tetapi sebagian ulama melihat bahwa dipisah lebih
utama, yaitu dua rakaat salam lalu satu rakaat, sebagaimana keterangan hadits
"Janganlah menyamakan witirmu dengan Maghrib". Namun demikian tiga
raka’at berturu-turut lebih utama dibandingkan hanya satu rakaat.
Pada dasarnya witir merupakan shalat penutup
bagi shalat malam. Artinya, witir sebaiknya dilaksanakan setelah melakukan
berbagai shalat sunnah malam misalkan shalat tahajjud, hajat, istikharah dan
lain sebagainya. Itulah fungsi longgarnya waktu shalat witir semenjak usai
shalat Isya’ hingga menjelang waktu subuh, dengan harapan menjadikan witir
sebagai pungkasan segala shalat malam. Sebagaimana perintah Rasulullah saw
dalam haditsnya:
عن
ابن عمر رضي الله عنهما قال : قال النبي صلى الله عليه وسلم اجعلوا أخرصلاتكم
بالليل وترا
Kerjakanlah shalat witir sebagai shalat malam
terakhirmu
Namun demikian, bagi mereka yang merasa
khawatir tidak mampu melaksanakan witir di tengah atau akhir malam, hendaklah
melaksanakannya setelah salat Isya', atau setelah salat Tarawih pada bulan
Ramadhan dengan bilangan ganjil (3, 5, atau 7). Dan jikalau ternyata di tengah
malam kemudian mereka melaksanakan shalat malam lagi (tahajjud, hajat dll) maka
hendaklah menutupnya dengan shalat witir dalam jumlah genap (2 atau 4) sehingga
tetap terjaga keganjilannya. Begitulah pesan Rauslullah saw. dalam sabdanya
"Tidak ada witir dua kali dalam semalam", karena jikalau shalat witir
(ganjil) di tambah witir (ganjil) lagi maka akan menjadi genap.
Adapun niat shalat witir untuk dua rakaat
adalah:
أصلى
سنة من الوتر ركعتين لله تعالى
Ushollii sunnatam minal witri rok'ataini
lillaahhi ta'aalaa.
"Aku niat sholat sunnat witir 2 roka'at
karena Allah Ta'ala".
Dan Niat yang 1 roka'at:
أصلى
سنة من الوتر ركعة لله تعالى
Ushollii sunnatal witri rok'atal lillaahhi
ta'aalaa.
"Aku niat sholat sunnat witir satu
roka'at karena Allah Ta'ala".
Adapun Surat yang disunnahkan dibaca
sebagaimana yang diajarkan Rasulullah saw dalam witir yang tiga raka’at adalah
Sabbih-isma Rabiika pada rekaat pertama dan Al-Kafiruun pada rekaat kedua.
Sedangkan untuk satu reka’at yang terpisah adaah surat al-Ikhlas, al-Falaq dan
an-nas.
Sedangkan setelah sholat witir disunnahkan
membaca do'a sesuai hadist sahih riwayat Abu Dawud:
سُبْحَانَ
الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ 3 X
اللَّهُمَّ
إنِّي أَعُوذُ بِرِضَاك مِنْ سَخَطِك وَبِمُعَافَاتِك مِنْ عُقُوبَتِك وَأَعُوذُ
بِك مِنْك لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْك أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْت عَلَى نَفْسِك.
Allahumma inni a'udzu biridhaka min
sakhathika wa bi mu'afatika min 'uqubatika wa a'udzubika minka la uhshi
tsana'an 'alaika anta kama atsnaita 'ala nafsika
Demikianlah keterangan tentang shalat witir.
[]
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar