Riwayat Ibnu Al-Mubarak menceritakan, pada hari Kiamat setiap nabi memiliki satu telaga, tidak terkecuali Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam. Pada hari itu, semua nabi saling membanggakan siapa di antara mereka yang paling banyak pengunjung telaganya. Setiap nabi berlomba mengajak umat yang dikenalinya.
Tak heran, kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Aku ingin menjadi nabi yang paling banyak pengunjung telaganya.” Lantas bagaimanakah gambaran telaga Rasulullah?
Beliau telah menggambarkannya kepada kita, sebagaimana dalam riwayat Anas bin Malik. Dalam riwayat tersebut, beliau bersabda:
إِنَّ لِي حَوْضًا عَرْضُهُ كَمَا بَيْنَ أَيْلَةَ إِلَى الْكَعْبَةِ، أَوْ قَالَ: صَنْعَاءَ، أَشَدَّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ وَأَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ، فِيهِ آنِيَةٌ عَدَدُ نُجُومِ السَّمَاءِ، يَمُدُّهُ مِيزَابَانِ مِنَ الْجَنَّةِ أَحَدُهُمَا مِنْ وَرِقٍ، وَالْآخَرُ مِنْ ذَهَبٍ مَنْ شَرِبَ مِنْهُ لَمْ يَظْمَأْ بَعْدَهُ أَبَدًا مَنْ كَذَّبَ بِهِ لَمْ يُصِبْ بِهِ الشُّرْبَ
Artinya, “Sungguh aku memiliki telaga yang luasnya bagai antara Eliya (Baitul Maqdis) dan Ka‘bah. Atau perawi mengatakan: antara Eliya dan Shana‘a (Yaman). Airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Di sana banyak wadah sebanyak bintang di langit. Membentang kepadanya dua aliran dari surga. Yang satu aliran dari perak. Yang satu dari emas. Siapa pun yang meminum airnya tidak akan haus lagi selamanya,” (HR Abu Ya‘la dan Ibnu Hibban).
Dari hadits di atas, tergambar bahwa telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat luas seperti luasnya antara Baitul Maqdis dan Makkah. Panjangnya sama dengan lebarnya. Warna airnya lebih putih dari air susu. Rasanya lebih manis dari madu. Gelas-gelasnya bertebaran sebanyak bintang di langit. Telaganya dialiri oleh dua aliran dari surga. Siapa pun yang meminumnya tak akan merasa haus lagi.
Menurut riwayat ‘Atha’, telaga inilah yang dimaksud dalam Surah Al-Kautsar, sebuah telaga yang diberikan Allah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga. Hanya saja, riwayat lain menyebutnya bukan telaga, melainkan sungai.
Pertanyaannya, berapa banyak umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang akan mendatangi telaga itu? Ini dijawab dalam hadits riwayat Ahmad dari Zaid bin Arqam yang menyatakan, “Tidaklah kalian satu bagian pun dari seratus ribu orang yang akan mendatangiku di telaga pada hari Kiamat.”
Lantas mengapa ada sebagian umat Rasulullah shallallu alaihi wasallam yang terhalang mendatangi telaga tersebut? Apa alasannya? Beliau kembali menjelaskan.
إِنِّي فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ مَنْ مَرَّ عَلَيَّ شَرِبَ وَمَنْ شَرِبَ لَمْ يَظْمَأْ أَبَدًا لَيَرِدَنَّ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونِي ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ
Artinya, “Aku adalah orang mendahului kalian di telaga. Siapa yang melewatiku akan meminumnya. Siapa saja yang meminumnya tidak akan haus lagi selamanya. Namun, ada sejumlah kaum yang aku kenali, dan mereka juga mengenaliku, tapi kemudian aku dan mereka terhalang,” (HR Ahmad).
Adapun alasannya telah dijawab dalam hadits riwayat Al-Bukhari dari ‘Abdullah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan, “Aku adalah orang yang mendahului kalian atas telaga. Kelak akan didatangkan kepadaku beberapa orang dari kalian sehingga aku bermaksud untuk meraih mereka. Namun, tiba-tiba mereka terhalang dariku. Aku sampaikan, ‘Ya Tuhanku, ya Tuhanku, itu sahabatku!’ Namun Allah berfirman, ‘Engkau tidak tahu apa yang mereka ada-adakan sepeninggalmu.’”
Kemudian, siapakah orang yang pertama kali mendatangi telaga Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam? Dikabarkannya bahwa umat beliau yang pertama kalinya mendatanginya adalah orang-orang fakir yang sabar dalam menghadapi kefakirannya.
أَوَّلُ مَنْ يَرِدُهُ عَلَيَّ فُقَرَاءُ أُمَّتِي
Artinya, “Orang yang pertama kali mendatanginya (telaga) untuk menemuiku adalah orang-orang fakir dari kalangan umatku,” (HR Abu Dawud).
Selanjutnya, orang yang dijanjikan Rasulullah akan mendapat kesempatan mendatangi telaganya adalah mereka yang gemar memberi makan sampai kenyang kepada orang yang berpuasa di bulan Ramadhan.
“Siapa yang memberikan makan orang yang berbuka puasa sampai kenyang di bulan itu, maka Allah akan memberikan dari telagaku sebuah minuman yang seseorang tidak akan merasa haus lagi sampai masuk surga.” Demikian riwayat Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya dari Sa‘id bin Al-Musayyib.
Termasuk golongan yang dijanjikan akan mendatangi telaga Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam pada hari Kiamat adalah orang yang senantiasa menjaga lisannya kecuali untuk perkara-perkara yang sepatutny, sebagaimana dalam salah satu hadits yang dikutip oleh Al-Ghazali dalam Kitab Mukasyafatul Qulub.
فَمَنْ أَحَبُّ أَنْ يَرِدَهُ عَلَيَّ غَدًا فَلْيَكْفُفْ لِسَانَهُ وَيَدَهُ إِلَّا مِمَّا يَنْبَغِي
Artinya, “Ingatlah siapa saja yang ingin mendatangi telaganya, maka tahanlah lisan dan tangannya kecuali demi perkara yang selayaknya.” Demikianlah gambaran telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang yang akan mendatanginya. Semoga kita termasuk golongan yang mendatanginya dan berjumpa dengan Rasulullah. Wallahu a’lam. []
Ustadz M Tatam, Pengasuh Majelis Taklim Syubbanul Muttaqin, Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar