KHOTBAH JUMAT
Menghormat dan Menyelamatkan Ibadah Ramadhan
Pernah datang seorang lelaki kepada
Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam, lalu ia bertanya, “Wahai Rosulullah
apakah perndapatmu tentang seseorang yang berperang dalam rangka mencari upah
dan kemasyhuran/ nama baik, apakah yang ia dapat?”. Rosulullah Shallallahu
alaihi wa sallam menjawab, “Ia tidak mendapatkan sesuatu apapun”. Lalu lelaki
itupun mengulangi (pertanyaannya) sebanyak tiga kali. Rosulullah Shallallahu
alaihi wa sallam tetap menjawab, “Ia tidak mendapatkan sesuatu apapun”,
kemudian Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak akan menerima
suatu amal melainkan selama ia ikhlas dan mengharapkan keridloan Allah.
اَلْحَمْدُ
للهْ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ ضَاعَفَ فِىْ رَمَضَانَ الْحَسَنَاتِ، وَمَحَا
فِيْهِ الْخَطِيْئَاتِ، وَرَفَعَ عَلَى الصَّائِمِيْنَ دَرَجَاتٍ، اَشْهَدُ اَنْ
لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، اَجْزَلَ ثَوَابِ
الْمُطِيْعِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ، وَاَشْهَدُ اَنَّ
سَيِدَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِىْ اِلَى الْخَيْرَاتِ
وَتَرْكِ الْمَنْهِيَّاتِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ صَلاَةً وَسَلاَمًا دَائِمَيْنِ
مُتَلاَزِمَيْنِ اِلَى يَوْمِ الْحِسَابِ، اَمَّا بَعْدُ
فَيَا
اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِىْ نَفْسِيْ وَاِيَّاكُمْ
بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى يَاأَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلَّا
وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Hadirin Jama’ah Jum’ah Yang Mulia
Saya wasiyat untuk pribadi saya beserta para
hadirin semua. Mari kita tingkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan cara
berusaha sekuat tenaga melakukan semua perintahNya dan menjahui
larangan-larangaNnya.
Hadirin sidang Jum’ah yang berbahagia,
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa
Ramadhan merupakan bulan mulia, bulan utama serta banyak berkah yang terkandung
di dalamnya. Barang siapa memuliakannya, maka akan mendapat keberkahan yang
setimpal melebihi kadar hormatnya pada bulan suci tersebut.
Diriwayatkan dalam kitab Nuzhatul Majalis.
رَأَى
مَجُوْسِيٌ اِبْنَهُ يَأْكُلُ فِىْ رَمَضَانَ بِحَضْرَةِ الْمُسْلِمِيْنَ،
فَضَرَبَهُ، وَقَالَ لِمَا لاَ حَفِظْتَ حُرْمَةَ الْمُسْلِمِيْنَ فِىْ رَمَضَانَ
؟ "فَمَاتَ فِى ذَلِكَ الْاُسْبُوْعِ"، "فَرَآهُ عَالِمُ الْبَلَدِ
فِى النَّوْمِ وَهُوَ فِى الْجَنَّةِ"، "فَقَالَ اَلَسْتَ كُنْتَ
مَجُوْسِيًّا ؟ قَالَ بَلَى، وَلَكِنْ لَمَّا حَضَرَتْ وَفَاتِىْ اَكْرَمَنِىَ
اللهُ بِالْاِسْلاَمِ لِاحْتِرَامِىْ شَهْرَ رَمَضَانَ"،
“Ada seorang majusi, penyembah api, sedang
melihat anaknya sendiri sedang makan pada siang hari bulan Ramadhan di hadapan
kaum muslimin, kemudian sang ayah memukul anaknya seraya berkata “mengapa
kau tak menjaga kehormatan orang-orang muslim pada bulan Ramadhan?”. Tidak
berselang lama, sang ayah meninggal dalam pekan tersebut.
Ada ulama daerah itu bermimpi bertemu dengan
almarhum, sedang ia di sorga.
“Lho,
bukankah Anda orang majusi?” tanya alim.
Majusi menjawab “Memang, namun saat menjelang
wafat, Allah memuliakan diriku dengan memeluk agama Islam sebab aku telah
memuliakan bulan ramadhan”
Hadirin Jamaah Jum’ah Yang Mulia,
Dengan adanya kisah tersebut, di samping kita
harus melaksanakan kewajiban puasa, zakat dan lain sebagainya, mari kita
berusaha sekuat-kuatnya, di bulan suci Ramadhan ini kita menghormati Ramadhan
dengan menggunakan kesempatan sebaik mungkin dengan cara mengisi berbagai macam
ibadah sunnah dengan harapan kita mendapat ridlo Allah SWT.
Hadirin Yang Berbahagia,
Adapun di antara sunnah yang perlu kita
perhatikan adalah bersegera dalam buka puasa dan mengakhirkan sahur. Keduanya
memang cukup sering kita laksanakan, namun alangkah lebih tepatnya jika kita
sertai niat dalam melakukannya dalam rangka mengikuti perilaku Nabi kita
Muhammad SAW.
Selain itu ada pula yang cukup penting kita
perhatikan adalah tentang nilai spiritual dan sikap pdibadi yang sedang
menjalankan ibadah puasa. Sabda Nabi Muhammad SAW.
"كَمْ مِنْ
صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ اِلاَّ الْجُوْعُ وَالْعَطَشُ"
Banyak orang yang berpuasa namun ia tak
mendapat apa-apa kecuali lapar dan dahaga.
Dalam kitab Al Fawaidul Mukhtaroh disebutkan
karena apa manusia yang berpuasa sampai tidak mendapatkan pahala ? para ulama
menjelaskan sebagai berikut :
Ia berpuasa namun melakukan hal yang
menggurukan pahalanya.
خَمْسُ
خِصَالٍ يُفْطِرْنَ الصِّيَامَ وَيُنْقِضُ الْوُضُوْءَ، اَلْكَذِبُ وَالْغِيْبَةُ
وَالنَّمِيْمَةُ وَالنَّظَرُ بِشَهْوَةٍ وَالْيَمِيْنُ الْكَاذِبَةُ،
Ada lima hal yang dapat membatalkan puasa dan
wudlu’, yaitu bohong, menggunjing, adu domba, melihat dengan syahwat serta
sumpah palsu.
Ia berpuasa karena ingin dinilai orang lain
selain Allah, itulah riya’. Barang siapa yang berpuasa, dan dalam
puasanya terkandung unsur pamer atau riya, maka puasa itu tida ada harganya di
sisi Allah swt. karena riya sesungguhnya mengandung unsur kemusyrikan. Yaitu
menyekutukan tujuan berpuasa. Tidak semata-mata karena Allah, tetapi juga
karena yang lain. Sebagaimana difirmankan Allah swt dalam al-Kahfi 110.
فَمَن
كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَاِلحًا وَ لاَ يُشْرِكْ
بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Maka barangsiapa yang mengharapkan
perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun di dalam beribadah kepada Rabbnya.
dan berbangga diri. Ia merasa hebat, merasa
lebih baik dari orang lain yang tak berpuasa.
عن ابن عمر
رضي الله عنهما أن رسـول الله صلى الله عليه و سلم قال: فَأَمَّا اْلمـُهْلِكَاتُ
فَشُحٌّ مُطَاعٌ وَ هَوًى مُتَّبَعٌ وَ إِعْجَابُ اْلمـَرْءِ لِنَفْسِهِ
Dari Ibnu Umar radliyalllahu anhuma
bahwasanya Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Adapun tiga hal
yang membinasakan itu adalah kekikiran yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti
dan ujub (kekaguman) seseorang terhadap dirinya sendiri”. [HR ath-Thabraniy di
dalam al-Awsath)
Ujub terjadi apabila seseorang itu merasa
kagum akan kelebihan diberikan llahi kepada dirinya, lalu kekaguman itu
menumbuhkan rasa istimewa dalam hatinya jika dibandingkan dengan orang lain.
Lantas dirinya merasa hebat dengan apa yang diberikan Allah lantas terpesona
dengan kelebihan dan kebolehannya itu sendiri. Dalam hadits lain juga
disebutkan.
عن
أبى أمامة رضي الله عنه قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلىَ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه و
سلم فَقَالَ: أَرَأَيْتَ رَجُلاً غَزَا يَلْتَمِسُ اْلأَجْرَ وَ الذِّكْرَ مَا
لَهُ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم: لاَ شَيْءَ لَهُ فَأَعَادَهَا
ثَلاَثَ مِرَارٍ وَ يَقُوْلُ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم : لاَ شَيْءَ
لَهُ ُثمَّ قَالَ: إِنَّ اللهَ عز و جل لاَ يَقْبَلُ مِنَ
اْلعَمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَ ابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُ اللهِ
Dari Abu Umamah radliyallahu anhu berkata,
pernah datang seorang lelaki kepada Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam,
lalu ia bertanya, “Wahai Rosulullah apakah perndapatmu tentang seseorang yang
berperang dalam rangka mencari upah dan kemasyhuran/ nama baik, apakah yang ia
dapat?”. Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Ia tidak
mendapatkan sesuatu apapun”. Lalu lelaki itupun mengulangi (pertanyaannya)
sebanyak tiga kali. Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam tetap menjawab, “Ia
tidak mendapatkan sesuatu apapun”, kemudian Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah
Azza wa Jalla tidak akan menerima suatu amal melainkan selama ia ikhlas dan
mengharapkan wajah (atau keridloan) Allah”. [HR an-Nasa’iy.
Hadirin Yang Mulia,
Mari kita berdoa, semoga kita, keluarga kita
benar-benar mendapat berkah Ramadhan, diberi ringan menjalankan aktifitas
ibadah, mendapat ridlo Allah SWT dan pada akhirnya kita mati husnul khotimah,
masuk sorga Allah SWT, amin ya Robbal Alamin.
اَعُوْذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ.
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامَ كَمَا كُتِبَ عَلَى
الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ
وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
Khotbah ke dua
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ
رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ
وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
امَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا
عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ
وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ
عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Khotbah oleh KH. Muhammad Shofi Al
Mubarok
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar