Kamis, 14 Juni 2012

(Ngaji of the Day) Gerhana Bulan


Gerhana Bulan



Bulan purnama merupakan fenomena rutin sebagai konsekuensi dari peredaran bulan mengelilingi bumi dan bumi mengelilingi matahari, yakni ketika beda bujur ekliptika bulan matahari mencapai 180 derajat. Namun tidak setiap momen bulan purnama terjadi gerhana bulan karena ukuran diameter sudut bulan hanya sekitar 0.5 derajat atau sekitar 10 kali lebih kecil sudut kemiringan orbit bulan sebesar 5 derajat. Gerhana bulan hanya terjadi bila posisi bulan dan matahari berada dekat dengan titik simpul, titik potong bidang orbit bulan dan ekliptika.



Gerhana bulan adalah salah satu tanda kebesaran kekuasaan Allah SWT. Umat Islam pada saat terjadi gerhana bulan diharapkan dapat melakukan pengamatan terhadap gerhana bulan total ini untuk meningkatkan keimanan. Ketika melihat gerhana, disunatkan bertasbih, bertahmid, dan bertakbir serta beristighfar; kemudian melaksanakan shalat sunat Gerhana Bulan atau biasa disebut shalat Khusuful Qamar.



Secara sederhana dapat dijelaskan berikut ini: Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Saat itu bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.



Gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika (bidang yang terbentuk sebagai lintasan orbit bumi yang berbentuk elips dengan matahari berada pada titik pusat elips tersebut), maka tidak setiap oposisi bulan dengan matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut node, yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika.



Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka seharusnya, jika terjadi gerhana bulan, akan diikuti dengan gerhana matahari karena kedua node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara matahari dengan bumi.



Gerhana bulan dapat diamati dengan mata telanjang dan tidak berbahaya sama sekali. Ada tiga jenis gerhana bulan:



1). Gerhana bulan total dimana bulan akan tepat berada pada daerah umbra (bayangan inti yang berada di bagian tengah sangat gelap pada saat terjadi gerhana bulan).



2). Gerhana bulan sebagian dimana tidak seluruh bagian bulan terhalangi dari matahari oleh bumi. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lain berada di daerah penumbra (Penumbra adalah bayangan kabur yang terjadi pada saat gerhana bulan). Sehingga masih ada sebagian sinar matahari yang sampai ke permukaan bulan.



3). Gerhana bulan penumbra dimana seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra. Sehingga bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram.



Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini dikarenakan masih adanya sinar matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat. **



Sumber: NU Online


Tidak ada komentar:

Posting Komentar