Gerhana Bulan
Bulan purnama merupakan fenomena rutin
sebagai konsekuensi dari peredaran bulan mengelilingi bumi dan bumi
mengelilingi matahari, yakni ketika beda bujur ekliptika bulan matahari
mencapai 180 derajat. Namun tidak setiap momen bulan purnama terjadi gerhana bulan
karena ukuran diameter sudut bulan hanya sekitar 0.5 derajat atau sekitar 10
kali lebih kecil sudut kemiringan orbit bulan sebesar 5 derajat. Gerhana bulan
hanya terjadi bila posisi bulan dan matahari berada dekat dengan titik simpul,
titik potong bidang orbit bulan dan ekliptika.
Gerhana bulan adalah salah satu tanda
kebesaran kekuasaan Allah SWT. Umat Islam pada saat terjadi gerhana bulan
diharapkan dapat melakukan pengamatan terhadap gerhana bulan total ini untuk
meningkatkan keimanan. Ketika melihat gerhana, disunatkan bertasbih, bertahmid,
dan bertakbir serta beristighfar; kemudian melaksanakan shalat sunat Gerhana
Bulan atau biasa disebut shalat Khusuful Qamar.
Secara sederhana dapat dijelaskan berikut
ini: Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan
tertutup oleh bayangan bumi. Saat itu bumi berada di antara matahari dan bulan
pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai
bulan karena terhalangi oleh bumi.
Gerhana bulan muncul bila bulan sedang
beroposisi dengan matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan
terhadap bidang ekliptika (bidang yang terbentuk sebagai lintasan orbit bumi
yang berbentuk elips dengan matahari berada pada titik pusat elips tersebut),
maka tidak setiap oposisi bulan dengan matahari akan mengakibatkan terjadinya
gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika akan
memunculkan 2 buah titik potong yang disebut node, yaitu titik di mana bulan
memotong bidang ekliptika.
Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan
beroposisi pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk
bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka seharusnya,
jika terjadi gerhana bulan, akan diikuti dengan gerhana matahari karena kedua
node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara matahari dengan
bumi.
Gerhana bulan dapat diamati dengan mata
telanjang dan tidak berbahaya sama sekali. Ada tiga jenis gerhana bulan:
1). Gerhana bulan total dimana bulan akan
tepat berada pada daerah umbra (bayangan inti yang berada di bagian tengah
sangat gelap pada saat terjadi gerhana bulan).
2). Gerhana bulan sebagian dimana tidak
seluruh bagian bulan terhalangi dari matahari oleh bumi. Sedangkan sebagian
permukaan bulan yang lain berada di daerah penumbra (Penumbra adalah bayangan
kabur yang terjadi pada saat gerhana bulan). Sehingga masih ada sebagian sinar
matahari yang sampai ke permukaan bulan.
3). Gerhana bulan penumbra dimana seluruh
bagian bulan berada di bagian penumbra. Sehingga bulan masih dapat terlihat
dengan warna yang suram.
Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan,
seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini dikarenakan masih adanya sinar
matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar
yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat
gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga,
jingga, ataupun coklat. **
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar