Jangan Terlalu Panjang
Bernasehat
Nasihat adalah pelajaran, anjuran,
peringatan, teguran untuk mencapai arah kebaikan. Pemberian nasihat kepada
orang lain atau institusi sangat perlu dilakukan. Pemberian nasihat keagamaan
sangat dianjurkan oleh agama. Tentu saja, hidup dan matinya agama terletak pada
penyampaian nilai-nilai agama, yaitu nasihat.Manusia punya batasan umur. Siapa
bilang umur panjang tidak bikin sengsara manusia, setidaknya membuat susah yang
bersangkutan. Umur panjang manusia bukan dalam keadaan normal, tetapi daya-daya
dalam dirinya sama sekali merangkak turun seiring lanjut usia.
Di samping ada yang lanjut usia,
manusia-manusia baru pun bermunculan. Manusia baru ini perlu untuk menerima
nasihat apapun termasuk nasihat agama. Manusia-manusia lama pun tak kalah
butuhnya dengan nasihat agama ini. Karena, manusia lama tidak menjamin berada
dalam rel agama.
Nasihat agama ada kalanya nikmat masuk di
telinga. Banyak orang yang senang menerimanya dengan lapang dada, bahkan
terhibur sehingga arah nasihat agama menggelinding dengan lancarnya. Ini bisa
saja terjadi berkat kepiawaian penasihat membawakannya.
Lalu bagaimana dengan rasa pahit yang dirasa
telinga sebagian orang? Bahkan di antara mereka ada yang merasa jengkel saat
mendengar nasihat agama. Cara pembawaan penasihat memang satu faktor penting.
Tetapi tingkat keseringan dan panjang durasi nasihat agama, patut juga menjadi
pertimbangan.
Unsur keseringan nasihat ini mengambil cerita
tersendiri. Syaqiq bin Salamah dalam Bukhari dan Muslim, menuturkan bahwa Ibnu
Mas‘ud Ra. memberikan nasihat pada mereka setiap Kamis.
Saat seseorang dengan senang hati mengusulkan agar Ibnu Mas‘ud Ra memberi nasihat di tengah-tengah mereka setiap hari, Ibnu Mas‘ud RA menjawab, “Unsur yang menghalangiku untuk melakukannya setiap hari, adalah keenggananku membuat kalian jemu. Namun, aku memberikan nasihat berkala pada kalian seperti yang dilakukan Rasulullah SAW. terhadap kami. Beliau SAW pun dulu khawatir akan timbul kejemuan dalam diri kami.”
Rasulullah SAW.,
إن
طول صلاة الرجل وقصر خطبته مئنة من فقهه, فأطيل الصلاة وأقصروا الخطبة
“Panjang durasi sembahyang dan singkat durasi
khotbah seseorang, membuktikan ketajaman pemahamannya. Karenanya, panjangkan
durasi sembahyang dan persingkat durasi khotbah,” HR. Muslim.
Sementara Ibnu Syihab az-Zuhri pernah
berkata,
إذا
طال المجلس كان للشيطان فيه نصيب
“Kalau suatu majelis (forum) terlalu lama, maka setan mendapat tempat dalam majelis tersebut.” Wallahu A‘lam.
Disarikan dari Imam Nawawi dalam al-Azkar hal
295, Darul Hadis, Kairo.
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar