Jumat, 29 Juni 2012

Adhie: Pidato Susilo Pengaruhi Euro 2012


Pidato Susilo Pengaruhi Euro 2012

Oleh Adhie M Massardi

Selasa, 26 Juni 2012 , 15:59:00 WIB



PIALA Eropa 2012 sudah memasuki saat-saat paling genting. Setelah partai-partai di babak penyisihan grup digelar di Polandia dan Ukrania, dengan kualitas permainan yang nyaman ditonton, pada 20 Juni tersingkirlah setengah dari 16 timnas.



Memang ada sedikit kontroversi, atau tepatnya sensasi. Timnas Belanda (Grup B) yang didukung para pemain andal dan diunggulkan para petaruh, juga Polandia (Grup A) yang tuan rumah, dipaksa para seterunya jadi juru kunci di grup masing-masing.



Pada sesi perempat final, meskipun pertandingan menggunakan sistem knock out, tapi tidak sungguh-sungguh menegangkan. Karena semua orang hampir setuju bila harapan Republik Ceko dikandaskan Portugal yang dimotori si jenius Christiano Ronaldo (0-1).



Bukan hal aneh pula ketika Jerman mengakhiri mimpi Yunani dengan skor 4-2 untuk mengulang sukses pada 2004. Lalu dengan pemain yang tetap masih brilian, siapa meragukan Timnas Spanyol? Makanya, meskipun disikat 2-0, Perancis tidak merasa malu dipulangkan Spanyol lebih awal.



Makanya, di babak ini, partai Inggris vs Italia boleh dibilang yang paling bikin merinding para pendukungnya. Dengan kekuatan setiap lini yang relatif seimbang, Inggris dan Italia memang saling tukar serangan berbahaya. Itulah sebabnya di lapangan situasi jadi sangat alot. Waktu 90 menit jadi tak cukup. Partai ini akhirnya diakhiri dengan adu penalti. Inggris sial. Skor 2-4 yang menyakitkan!



Piala Eropa sejak tiga episode belakangan ini memang seperti “Liga Uni Eropa”. Tak ada timnas yang benar-benar superior. Menjadi tampak lebih hebat dari timnas lain hanya di atas kertas. Begitu turun lapangan, kekuatan nyaris selalu seimbang. Ini karena sirkulasi para pemainnya hampir merata ada di (liga negara-negara) Eropa.



Kunci kemenangan setiap timnas menjadi milik para pelatihnya. Bagaimana bacaan kekuatan lawan, dan bagaimana pula strategi menjinakkannya, sepenuhnya berada di tangan sang pelatih. Karena itu, pengalaman, integritas dan wibawa pelatih menjadi faktor dominan dalam setiap pertandingan.



Dalam laga lanjutan di sesi semi-final, bagi para analis adalah pertarungan antara Vicente Del Bosque (Spanyol) dan Seleccao Das Quinas (Portugal), serta Joachim Loew (Jerman) dan Cesare Prandelli (Italia).



Tapi yang menarik sekarang, pada turnamen sepakbola kedua terbesar setelah Piala Dunia ini, kekalahan sebuah timnas tidak lantas diidentikan dengan kesalahan sang pelatih. Itulah sebabnya dalam Euro 2012 ini kita nyaris tak mendengar pernyataan sang pelatih, atau gegeran publik yang minta sang pelatih mundur pasca kegagalan di Piala Eropa.



Saya curiga jangan-jangan para pelatih, juga masyarakat sepakbola Eropa, khususnya yang timnasnya berlaga di putaran final Piala Eropa, terpengaruh oleh pidato Presiden (RI) Susilo B Yudhoyono di hadapan para pendiri dan kader Partai Demokrat dalam acara Silaturahmi Nasional Tokoh Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat di Puri Agung, Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Rabu, 14 Juni 2012.



Ketika itu, Susilo yang Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu, menangkis sorotan masyarakat terhadap (kader) patainya yang dinilai banyak terlibat skandal korupsi dengan mengatakan: “...di atas Partai Demokrat, ada empat partai lain yang persentasenya (dalam hal korupsi) itu mencapai 34,6 persen, 24,6 persen, 9,2 persen, dan 5,2 persen!”



Para pelatih timnas itu pasti juga mengatakan hal yang sama kepada para pendukungnya. “Kami bukan satu-satunya timnas yang gagal. Masih ada 15 timnas negara lain yang juga gagal meraih tropi Piala Eropa...”



Jadi, harap maklum...! [***]



Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar