Jumat, 18 Juli 2014

(Ngaji of the Day) Bertadarus Tidak Harus Tahu Maknanya



Bertadarus Tidak Harus Tahu Maknanya

Sebagian orang muslim sengaja mengistimewakan Bulan Ramadhan. Keistimewaan itu dibuktikan dengan mengalokasikan banyak waktu untuk beribadah selama Ramadhan dibandingkan dengan hari-hari biasa. Bahkan sebagian orang sengaja melipatgandakan pekerjaannya sebelum bulan Ramadhan sebagai amunisi menghadapi Ramadhan, karena selama Ramadhan nanti ia akan me-nonaktifkan segala aktifitasnya dan menggantinya dengan ibadah.

Memang segala amal ibadah di bulan Ramadhan mengandung keistimewaan karena peliapat gandaan yang dijanjikan oleh Allah swt. Meski demikian ada amalan diutamakan yaitu tadarus al-Qur’an, berdasar pada hadits Rasulullah saw:

عن ابن عباس رضى الله عنه قال كان رسول الله صلى الله عليه وسلم اجود الناس, وكان اجود مايكون فى رمضان حين يلقاه جبريل وكان يلقاه جبريل فى كل ليلة من رمضان فيدارسه القرأن فلرسول الله صلى الله عليه وسلم حين يلقاه جبريل اجود بالخير من الريح المرسلة

Dari Ibn Abbas ra berkata, bahwasannya Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan. Adapun lebih dermawannya beliau ketika Ramadhan adalah ketika berjumpa malaikat Jibril setiap malam di bulan Ramadhan dan bertadarus al-qur’an bersamanya. Sungguh ketika berjumpa Jibril itulah kedermawanan Rasulullah saw melebihi angin yang berhembus.

Inilah pedoman yang digunakan ulama dalam mentradisikan tadarus al-Qur’an selama bulan Ramadhan. Tercatat bahwa Imam Syafi’i dan juga Imam Hanafi setiap bulan Ramadhan membiasakan diri menghatamkan al-Qur’an sebanyak enam puluh kali di luar shalat.

Sebuah kisah dari Imam Ahamad bin Hambal bahwa beliau pernah bermimpi menghadap Allah swt seraya bertanya “wahai Tuhanku, apakah amal orang yang dekat kepada-Mu itu? Allah swt menjawab “membiasakan membaca al-Qur’an. Lalu Imam Ahmad bertanya lagi “apakah harus mengetahui artinya?” Allah menjawab lagi “baik mengetahui artinya maupun tidak (tetap mendapat pahala). []

(Red. Ulil H)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar