Rabu, 26 Maret 2014

Ali Mustafa Yaqub: Indonesia, antara Mayoritas dan Minoritas



Indonesia, antara Mayoritas dan Minoritas
Oleh: Ali Mustafa Yaqub

SABTU, 1 Maret 2014, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta menerima kunjungan 15 wartawan yang tergabung dalam East and West Center yang bermarkas di Honolulu, Hawaii, AS. Kunjungan para wartawan ini dalam rangka berdialog dengan Imam Besar tentang masalah Islam dan demokrasi. Dialog ini merupakan yang ketiga kalinya.

Dialog kali ini berlangsung hampir dua jam. Ada pertanyaan menarik oleh wartawan dari Myanmar dan wartawati dari India. Mereka mengatakan bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama Islam. Namun, mereka tidak melihat adanya konflik antar-pemeluk agama Islam sebagai mayoritas dan pemeluk agama lain sebagai minoritas. Kemudian mereka bertanya apa yang menyebabkan konflik antarumat beragama itu tidak terjadi di Indonesia?

Pertanyaan mereka ini boleh jadi karena mereka membandingkan antara kehidupan beragama di Indonesia dan kehidupan beragama di negara masing-masing, yaitu Myanmar dan India. Kepada mereka, kami menjelaskan bahwa Islam memiliki prinsip dalam menjaga kerukunan antarumat beragama. Prinsip itu, sebagaimana disebut di dalam Al Quran, adalah ”Lakum dinukum waliyadin” (for you your religion and for me my religion) dan seperti disebut juga di dalam hadis Nabi SAW, ”Sesungguhnya orang-orang Yahudi dari Kabilah Bani ’Auf adalah satu bangsa dengan umat Islam. Bagi orang-orang Yahudi, agama mereka dan bagi orang-orang Islam, agama mereka.”

Prinsip ini berarti kelompok non-Muslim punya hak untuk menjalankan ajaran agamanya, sementara kelompok Muslim tak boleh mengganggu mereka. Pada saat yang sama, kelompok Muslim juga memiliki hak menjalankan ajaran agama mereka, sementara kelompok non-Muslim tak boleh mengganggu mereka.

Islam adalah agama yang membawa rahmat bagi semua makhluk hidup di alam raya ini. Islam juga tidak hanya untuk Muslim. Karena itu, Islam menegaskan: orang Muslim yang membunuh non-Muslim dzimmi (yang satu warga negara dengan Muslim), maka ia tak akan masuk ke dalam surga. Kendati di Indonesia mayoritas penduduknya beragama Islam, tidak ada ajaran sedikit pun yang membolehkan orang Islam menghabisi kelompok non-Muslim meski mereka minoritas.

Di Indonesia, baik sebelum merdeka maupun sesudah merdeka, tidak pernah ada seorang pun yang mengatakan bahwa Indonesia adalah milik orang Muslim. Inilah ajaran Islam yang diterapkan oleh umat Islam di Indonesia ataupun di negara-negara mayoritas Muslim lainnya.

Keterangan ini tampaknya menarik bagi mereka, khususnya dua wartawan dari Myanmar dan India. Tampaknya mereka tak pernah mengenal prinsip seperti itu: kelompok mayoritas wajib melindungi kelompok minoritas. Tak dimungkiri, terkadang memang ada sedikit gesekan antara umat beragama di Indonesia, tetapi hal itu hanya merupakan kasus-kasus sesaat yang tidak jadi konflik berkepanjangan. []

KOMPAS, 14 Maret 2014
Ali Mustafa Yaqub ; Imam Besar Masjid Istiqlal, Advisor Darul Uloom, New York

Tidak ada komentar:

Posting Komentar