Selasa, 26 November 2013

(Ngaji of the Day) Sayangi Binatang Agar Disayang Tuhan


Sayangi Binatang Agar Disayang Tuhan

 

Tentu kita geram bila ada kucing atau binatang lain memakan makanan kesukaan kita tanpa sepengatahuan. Bahkan, karena ulahnya itu terkadang kita lepas kontrol. Memukulnya habis-habisan. Padahal, jika kita mau berfikir sejenak, kita akan menyadari bahwa tindakan yang sedemikian itu salah. Binatang seperti kucing tidak akan memakan makanan seseorang kecuali pemiliknya lalai, tidak menjaganya atau tidak menaruh pada tempat yang aman.

 

Sebagai seorang Muslim, kita dilarang berbuat semena-mena terhadap binatang, apalagi menyiksanya. Sebagai agama yang tinggi dan luhur, Islam mengajarkan kepada umatnya berbuat baik bukan hanya kepada sesama manusia, tapi juga kepada binatang. Bahkan binatang yang najis sekalipun, semisal anjing. Sebab, pada hakikatnya segala makhluk di dunia ini seperti binatang dan lainnya senantiasa bertasbih (memuji) Allah SWT. (17/44).

 

Berikut akan dijelaskan adab-adab terhadap binatang.

 

Memberi Makan dan Minum

 

Sama seperti halnya manusia binatang juga butuh makan dan minum. Binatang juga merasakan lapar, haus. Untuk itu kita diharuskan memeliharanya dengan memberinya makan dan minum. Kita dilarang membiarkannya kelaparan atau kehausan, karena perbuatan ini dapat menjerumuskan pelakunya pada api neraka. Rasulullah Saw pernah menceritakan ada seorang perempuan disiksa karena seekor kucing dikurungnya sampai mati.

 

Menyayangi

 

Menyangi dan mengasihi hewan sangat dianjurkan oleh agama. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis, orang yang menyayangi siapa saja, termasuk binatang, akan disayangi oleh siapa saja yang di langit. Beliau sendiri sangat menyangi terhadap binatang. Terbukti, beliau memilih memotong lengan jubbahnya yang ditiduri kucing, dari pada membangunkan dan mengusirnya.

 

Tidak Mendzalimi

 

Zalim adalah perbuatan yang dilarang agama. Kepada siapa saja kita tidak diperbolehkan berbuat zalim, termasuk terhadap hewan. Misalnya, membebaninya dengan pekerjaan-pekerjaan yang di luar kemampuannya. Allah mengaruniaikan binatang untuk kita pelihara dan kita gunakan dengan baik. Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Takutlah kepada Allah dalam (memelihara) binatang-binatang yang tak dapat bicara ini. Tunggangilah mereka dengan baik, dan berilah makan dengan baik pula.”

 

Termasuk tidak menzalimi hewan adalah tidak memberi cap dengan besi yang dipanaskan pada wajah binatang, karena hal ini Allah akan melaknat terhadap orang yang melakukannya.(HR Muslim)

 

Menyembelih dengan Menyenangkan

 

Jika kita ingin menyembelih atau membunuhnya, hendaknya kita melakukannya dengan baik, karena Rasulullah bersabda: Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik kepada segala hal. Oleh karena itu, jika kalian membunuh, maka bunuhlah dengan baik. Jika kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan baik. Hendaklah salah seorang dan kalian menenangkan hewan yang akan disembelihnya, dan menajamkan pisaunya, (Diriwayatkan Muslim, At Tirmidzi, An-Nasai, Abu Daud, dan Ahmad).

 

Menunaikan Hak Allah

 

Orang yang sibuk mengurus hewan peliharaannya hendaknya tidak melalaikan kewajiban-kewajibannya terhadap Allah SWT. Seperti mengeluarkan zakat hewan yang wajib dizakati, tidak meninggalkan salat dan sebagainya.

 

Mungkin hanya ini yang penulis bisa jelaskan. Masih banyak penjelasan lain yang berkaitan dengan etika terhadap binatang. Misalnya tidak mengadu binatang, tidak membunuhnya dengan cara membakar, dan lainnya.

 

Termasuk menyayangi binatang adalah tidak memisahkan seekor anak binatang yang masih belum cukup umur dari induknya. Dari Abdurrahman bin Abdillah dari ayahnya menceritakan; Kami menyertai Rasulullah SAW dalam suatu perlawatannya. Kemudian beliau pergi untuk memenuhi suatu kebutuhannya. Lalu kami melihat seekor burung berwarna merah dengan dua ekor anaknya. Kami lalu mengambil kedua anaknya itu. Tatkala induknya datang dia mengepak-ngepakkan sayapnya dan terbang menurun ke dataran menyiratkan kegelisahan dan kekecewaan. Ketika Nabi SAW datang, beliau bersabda: Siapa yang mengejutkan burung ini dengan mengambil anaknya? kembalikanlah anaknya kepadanya” (Hadist Imam Bukhari)

 

Sumber: Buletin Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan – Jawa Timur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar