Senin, 21 Oktober 2013

(Buku of the Day) Mukjizat Yaasin, Tahlil dan Ziarah Kubur


Menyelami Mukjizat Tradisi-Tradisi yang Dianggap Bid’ah

 



 

Judul                : Mukjizat Yaasin, Tahlil dan Ziarah Kubur

Penulis             : Rizem Aizid

Penerbit            : Diva Press

Cetakan            : 1 September 2013

Tebal                : 222 Halaman

Peresensi          : Nur Rokhim, Mahasiswa Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga dan Kontributor NU Online wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

 

Semua orang sudah tahu, bahwa Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan Islam di negara lain. Pasalnya, Islam Indonesia telah berhasil berakulturasi dengan kebudayaan Hindu-Budha atau pun kearifan-kearifan lokal lainnya yang sudah ada sebelum Islam masuk ke bumi Nusantara. Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya hasil kebudayaan Islam Indonesia yang tidak ditemukan di negara mana pun, bahkan di negara di mana Islam berasal, yakni bumi Arab. Misalnya saja, tradisi mengunjungi sanak keluarga atau pun tetangga setelah melaksanakan shalat Idul fitri untuk saling memaafkan. Kebudayaan tersebut hanya ditemukan di Indonesia dan ini yang membuat Islam di Indonesia unik.


Selain tradisi yang telah disebutkan di atas, umat Islam di Indonesia masih memiliki segudang tradisi hasil asimilasi dan akulturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan Hindu-Budha atau pun kearifan-kearifan lokal yang ada di Indonesia. Sebagai Muslim di Indonesia, tentu kita sudah terbiasa melakukan amalan-amalan seperti yasinan, tahlilan atau pun ziarah kubur. Ketiga amalan tersebut merupakan hasil pergumulan antara kebudayaan Islam dan kebudayaan Hindu-Budha yang berlangsung ratusan tahun lamanya. Tradisi-tradisi baru hasil perkawinan tersebut inilah yang sering dianggap sebagai bid’ah oleh kelompok-kelompok Islam tertentu. Sebab, tradisi-tradisi tersebut memang tidak ditemukan di zaman Rasulullah Saw.


Terlepas bid’ah atau tidaknya tradisi atau pun amalan-amalan seperti yasinan, tahlilan dan ziarah kubur, sesungguhnya ketiga tradisi tersebut menyimpan mukjizat yang luar biasa besarnya. Inilah yang kemudian diungkap oleh Rizem Aizid dalam bukunya yang berjudul Mukjizat Yaasiin, Tahlil dan Ziarah Kubur. Dalam buku tersebut, di ungkap dengan gamblang tentang ketiga mukjizat tradisi yang sudah mengakar kuat di kalangan Muslim di Indonesia.


Tentang tradisi yasinan, penulis kelahiran Jember ini mengungkap mukjizat surat Yaasiin yang menjadi bacaan wajib ketika melakukan ritual yasinan. Perlu diketahui bahwa surat Yaasiin merupakan surat paling fenomenal. Sebab, surat Yaasiin menjadi salah satu-atau mungkin satu-satunya-surat yang dibaca oleh banyak orang dalam berbagai acara keagamaan seperti tahlilan, syukuran dan lain-lain. (hal 12)


Dalam buku tersebut, penulis menyajikan sepuluh mukjizat dari surat Yaasiin. Salah satu di antaranya adalah surat Yaasiin merupakan bacaan para ahli surga di akhirat. Mengenai hal tersebut, Ibnu Abbas Ra menjelaskan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, “Kelak, Al-Qur’an diangkat oleh Allah Swt. dari ahli surga seluruhnya, kecuali surat Thaahaa dan Yaasiin” (HR. Abu Nu’aim al-Ashbahani dalam kitab Sifatul Jannah [1/3407]). (hal 24)


Tentang amalan tradisi tahlilan, dalam buku tersebut, diungkapkan delapan ragam khasiat tradisi tahlilan. Khasiat tersebut di antaranya adalah tahlilan merupakan doa orang yang meninggal dunia. Tahlilan yang berfungsi sebagai doa ini akan sampai kepada si mayat. (hal.177). Selain itu, tahlilan juga berkhasiat atau memiliki manfaat untuk mengingatkan kepada kematian. Dengan bertahlil, mengirimkan doa kepada orang-orang yang sudah meninggal, diharapkan orang yang melakukan tahlilan akan ingat bahwa suatu saat nanti, ia juga akan mati seperti orang yang ditahlilkan (mayat).


Terakhir, tentang amalan tradisi ziarah kubur, Rizem mengungkapkan beberapa mukjizat dari amalan tersebut. Mukjizat tersebut di antaranya ialah dengan melakukan ziarah kubur, bisa melaksanakan dua perintah Rasulullah Saw. Sekaligus. Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah Saw. “Berdoa adalah satu perintah tersendiri. Sedangkan ziarah kubur ialah satu perintah yang lain.” (HR. Ahmad, muslim dan Ibnu Majah). (hal. 200)


Saya rasa, Nahdiyin yang selama ini melaksanakan tradisi-tradisi seperti yaasinan, tahlilan dan ziarah kubur perlu untuk membaca buku ini. Sebab, dengan mengetahui mukjizat-mukjizat dari amalan tradisi tersebut, diharapkan akan mampu menambah spirit untuk melaksanakan dan melestarikan tradisi warisan para ulama Indonesia hingga akhir zaman nanti. Selamat membaca dan menyelami mukjizat-mukjizat dari tradisi seperti yaasinan, tahlilan, dan ziarah kubur. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar