Jumat, 06 September 2013

(Ngaji of the Day) Ketika Suami-Istri Bergurau


Ketika Suami-Istri Bergurau

 

Suami jangan sekali-kali main tangan kepada istri. Begitupun sebaliknya. Main tangan artinya mendaratkan pukulan atau tamparan di bagian manapun juga. Terlebih lagi kalau sudah main kayu atau senjata tajam dengan aneka rupanya. Ini dapat membahayakan keduanya sekaligus orang banyak.


Alasan main tangan tentu bisa beraneka rupa. Maknanya harfiahnya, alasan itu bisa dikumpulkan sebanyak-banyaknya kalau mau memikirkannya semalam suntuk. Kalau tidak mau serius, ambil saja alasan apapun yang melintas di kepala. Ini kerjaan paling ringan.


Perilaku baku hantam atau main tempeleng ini bisa dijadikan contoh buruk oleh anak-anak mereka. Atau sebaliknya, anak-anak memiliki nilai kemanusiaannya sendiri. Rasa iba timbul. Akibatnya, harga diri orang tua jatuh merosot tanpa bisa dihargai barang sepeser pun di mata anak mereka.


Sedangkan suami itu sejatinya harus memperlakukan istri dengan baik. Demikian pula istri. Keduanya harus saling bersikap lembut. Kalau bisa bicara dengan santun dan menyenangkan, kenapa harus memilih bentak-bentak atau teriak seolah pasangannya mengalami gangguan pendengaran?


Perihal sikap dan perilaku keseharian suami-istri ini memiliki sangkut-paut dengan urusan keimanan. Tidak main-main; keimanan. Jangan sampai Tuhan menilai rendah mutu keimanan hanya karena seseorang membanting pintu keras-keras akibat jengkel terhadap pasangannya. Rendahnya mutu keimanan itu sama murahnya dengan ongkos bis kota di Jakarta dengan jaminan keselamatan ala kadarnya. Ala kadarnya bisa diartikan, tanpa jaminan keselamatan.


Rasulullah SAW mengimbau suami-istri untuk pandai menghibur dan membahagiakan pasangan. Gurauan dan humor-humor ringan sangat dibutuhkan. Jangan sampai komunikasi berjalan adem tanpa letupan tawa bahagia. Rumah seperti ini bisa dikira tetangga sebagai rumah kosong atau sekurang-kurangnya seperti museum. Dingin.


Dalam kitab al-Azkar, Imam Nawawi menyebutkan hadis di bawah ini.


وروينا فى كتاب الترمذى وسنن النسائ عن عائشة رضي الله عنها قالت، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم، أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا وألطفهم لأهله

Dalam kitab hadis Turmudzi dan Nasa’i, Siti A‘isyah RA meriwayatkan sabda Rasulullah SAW, “Orang beriman yang imannya paling sempurna ialah mereka yang paling baik berakhlak dan paling lembut (murah senyum) kepada keluarganya.” []

 

Sumber: NU Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar