Selasa, 24 September 2013

(Ngaji of the Day) Keutamaan Umat Nabi Muhammad di Dalam Taurat


Keutamaan Umat Nabi Muhammad di Dalam Taurat

Oleh: Redaksi Laziswa

 

Ketika Nabi Musa AS bermunajat di Gunung Thursina untuk “bertemu” Allah SWT, Nabi Musa AS mengajukan beberapa permintaan terkait isi dalam lauh-lauh (Kitab Taurat) yang diterimanya.


Nabi Musa AS berkata, “Ya Tuhanku, aku melihat di lauh-lauh itu disebutkan suatu umat yang menjadi umat terbaik yang pernah terlahir ke dunia, mereka menyuruh sesamanya untuk berbuat kebaikan dan mencegah sesamanya berbuat kemungkaran. Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku.”


Allah SWT menjawab, “Itu adalah umat Muhammad.”


Nabi Musa AS berkata lagi, “Ya Tuhanku, aku melihat di lauh-lauh itu disebutkan suatu umat yang menjadi umat terakhir yang diciptakan, namun mereka adalah umat yang paling dahulu masuk surga. Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku.”


Allah SWT menjawab, “Itu adalah umat Muhammad.”


Nabi Musa AS berkata lagi, “Ya Tuhanku, aku melihat di lauh-lauh itu disebutkan suatu umat yang memiliki anak-anak yang sudah dapat menghafal kitab suci mereka, sedangkan umat-umat sebelum itu membaca kitab suci mereka dengan melihat. Apalagi kitab itu disingkirkan, mereka tidak dapat membacanya dan tidak mengetahuinya. Engkau juga memberikan mereka daya hafal yang tinggi yang tidak diberikan mereka pada umat-umat lainnya. Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku.”


Allah SWT menjawab, “Itu adalah umat Muhammad.”


Nabi Musa AS berkata lagi, “Ya Tuhanku, aku melihat di lah-lauh itu disebutkan suatu umat yang beriman pada kitab suci yang pertama kali diturunkan hingga kitab suci yang terakhir diturunkan, mereka senantiasa memerangi kesesatan, bahkan mereka juga memrangi makhluk paling dusta yang bermata satu (Dajjal). Ya Tuhanku, jadinkan mereka itu sebagai umatku.”


Allah SWT menjawab, “Itu adalah umat Muhammad.”


Nabi Musa AS berkata lagi, “Ya Tuhanku, aku melihat di lah-lauh itu disebutkan suatu umat yang dapat memakan hasil dari zakat yang dikeluarkan oleh sesama mereka, namun tetap diberi pahala berlipat-lipat. Engkau mewajibkan zakat itu pada orang-orang kaya di antara mereka dan menyalurkannya pada orang-orang miskin. Sementara ketika umat-umat lain berzakat, jika diterima, maka zakat itu akan dimakan api, dan jika ditolak, maka zakat itu akan dimakan hewan buas dan burung-burung. Ya Tuhanku, jadinkan mereka itu sebagai umatku.”


Allah SWT menjawab, “Itu adalah umat Muhammad.”


Nabi Musa AS berkata lagi, “Ya Tuhanku, aku melihat di lah-lauh itu disebutkan suatu umat yang ketika berniat untuk berbuat baik, namun mereka tidak melaksanakan nait tersebut, maka akan tertulis satu kebaikan. Dan, jika mereka melaksanakan niat tersebut, maka akan tertulis bagi mereka 10 hingga 700 kali lipat. Ya Tuhanku, jadinkan mereka itu sebagai umatku.”


Allah SWT menjawab, “Itu adalah umat Muhammad.”


Nabi Musa AS berkata lagi, “Ya Tuhanku, aku melihat di lah-lauh itu disebutkan suatu umat yang dapat memberikan syafaat ekaligus menerima syafaat. Ya Tuhanku, jadinkan mereka itu sebagai umatku.”
Allah SWT menjawab, “Itu adalah umat Muhammad.”


Setelah mendengar semua itu, Nabi Musa AS melemparkan lauh-lauh yang dipegangnya sembari berkata, “Ya Tuhanku, jadikanlah aku salah satu umat Muhammad.” Wallahu a’lam..

 

Sumber: Majalah LAZISWA Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan – Jawa Timur, Edisi 40, Halaman 36 – 37.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar