Namanya lengkapnya ialah Sayyid Muhammad al-Bakri, sang pencipta Shalawat Fatih. Beliau merupakan salah seorang keturunan Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq, sahabat sekaligus mertua Nabi Muhammad SAW.
Sayyid Bakri merupakan keturunan Abu Bakar yang tidak terlepas dari doa
Rasulullah untuk Abu Bakar ketika dia menemani Rasulullah dengan sepenuh hati
di Gua Tsur ketika dikejar-kejar kaum kafir Quraisy.
Saat itu, Abu Bakar menjaga Nabi Muhammad dari sengatan hewan liar seperti
ular. Ia menutup lubang-lubang di gua dengan pakaiannya. Tersisa satu lubang
kecil yang belum tertutup. Akhirnya ia tutup lubang itu dengan jempolnya.
Sebab biasanya lubang-lubang di gua dihuni oleh hewan-hewan liar dan berbisa, seperti ular, kalajengking, dan hewan berbisa lainnya. Pikiran Abu Bakar benar, lubang yang ia tutup dengan jempolnya itu dihuni oleh ular. Jempol Abu Bakar digigit ular, riwayat lain menyebut kalajengking.
Abu Bakar menahan sakit luar biasanya itu hingga tubuhnya gemetar, keringat
bercucuran. Rasa sakit yang tak tertangguhkan ditahan agar tidak mengganggu
Nabi Muhammad yang sedang tidur, sedang istirahat.
Habib Luthfi bin Yahya dalam bukunya Secercah Tinta: Jalinan Cinta Seorang
Hamba dengan Sang Pencipta (2014: 43) mengungkapkan, setelah Nabi Muhammad
terjaga dan tahu apa yang sedang terjadi pada Abu Bakar, Nabi mendoakan Abu
Bakar. Di situ Nabi Muhammad membacakan Surat Al-Fatihah. Setelah dibacakan
Surat Al-Fatihah, jempol Sayyidina Abu Bakar yang membengkak akhirnya pulih
seperti semula.
Habib Luthfi juga mengungkapkan perkataan Nabi Muhammad kepada Abu Bakar: “Abu Bakar, kamu akan mati syahid sebab kejadian ini dan keturunanmu akan menjadi para syuhada”.
Doa Nabi Muhammad untuk Abu Bakar terbukti. Habib Luthfi mencontohkan dua
keturunan Abu Bakar, yaitu Sayyid Syekh Muhyiddin Ibnu ‘Arabi dan Sayyid Bakri
yang mempunyai Shalawat Fatih.
Berikut Shalawat Fatih tersebut:
اَللّٰهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍنِ الْفَاتِحِ لِمَا
اُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ وَالنَّاصِرِ الْحَقَّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِي
اِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ
حَقَّ قَدْ رِهِ وَمِقْدَارِهِ الْعَظِيْمِ
Allahumma shalli wa sallim wa barik ‘ala sayyidina Muhammadinil Fatihi lima
ughliqa, wal khatimi lima sabaqa, wan nashiril haqqa bil haqqi, wal hadi ila
shiratin mustaqim (ada pula yang baca shiratikal mustaqim). Shallallahu
‘alayhi, wa ‘ala alihi, wa ashhabihi haqqa qadrihi wa miqdarihil ‘adzhim.
(Habib Luthfi, 2014: 43)
Artinya, “Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, pembuka apa yang terkunci, penutup apa yang telah lalu, pembela yang hak dengan yang hak, dan petunjuk kepada jalan yang lurus. Semoga Allah limpahkan shalawat kepadanya, keluarga dan para sahabatnya dengan hak derajat dan kedudukannya yang agung.”
Adapun fadhilah atau keutamaan Shalawat Fatih ini telah banyak diriwayatkan
oleh para ulama. Prinsipnya, selain mendatangkan keajaiban dalam hidup, membaca
Shalawat Fatih juga dapat memudahkan setiap urusan, menyelesaikan permasalahan
hidup, diberikan kelancaran rezeki, dan ridha Allah SWT.
[]
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar