Jumat, 29 Juli 2016

Shambazy: Bayangkan: Presiden Trump!



Bayangkan: Presiden Trump!
Oleh: Budiarto Shambazy

Luar biasa sekali rasa percaya diri Donald Trump ketika berpidato menerima pencalonan sebagai presiden di hari terakhir Konvensi Republik di Cleveland, Ohio, Jumat (22/7). Ia sesumbar mengatakan, "Hanya saya sendiri yang mampu memperbaiki semuanya". Trump merasa tak perlu bantuan siapa pun untuk mengatasi berbagai krisis yang melanda Amerika Serikat dewasa ini, khususnya ancaman terorisme internasional dan meroketnya angka kriminalitas dalam negeri.

Di atas podium, Trump mengatakan, AS dirundung "kemiskinan dan kekerasan di dalam negeri" serta "perang dan kehancuran di luar negeri". Lalu, ia menawarkan solusi. "Saya suara kalian. Saya hanya sendiri yang mampu memperbaiki semuanya. Saya akan memulihkan hukum dan ketertiban," kata pria kelahiran Queens, New York City, 14 Juni 1946, itu.

Sekadar perbandingan, ada tiga capres Republik yang memenangi pilpres dalam era modern, yakni Ronald Reagan (1981-1989), George HW Bush (1989-1993), dan George W Bush (2001-2009). Sebagai tokoh-tokoh teras Republik, mereka konservatif dan religius. Dalam pidato penerimaan pencalonan saat konvensi, mereka dengan rendah hati memohon dukungan rakyat dan partai sembari mengajak hadirin berdoa meminta berkah Tuhan.

Trump bukan sosok dari kalangan mapan konservatif atau religius. Trump konglomerat dengan kekayaan yang ditaksir mencapai sekitar 4,5 miliar dollar AS. Ia menikah tiga kali dengan Ivana Zelnickova (1977-1991), Marla Maples (1993-1999), dan Melania Knauss (2005-sekarang).

Trump baru tahun 1987 bergabung dengan Republik, sebelumnya orang Demokrat tulen. Ia sempat loncat ke Partai Reformasi (1999-2001) untuk menjadi capres, tetapi "balik kanan" ke Republik. Pada 2011, Trump berniat lagi mencalonkan diri sebagai presiden melalui jalur independen, tetapi urung dan kembali lagi ke pangkuan Republik.

Trump dikenal sebagai donatur politik yang murah hati untuk hampir semua politisi top di AS, termasuk untuk Bill dan Hillary Clinton. Trump telah tercatat sebagai capres terkaya dalam sejarah AS, juga sebagai selebritas pemeran utama serial reality show The Apprentice yang ditayangkan di NBC sejak 2004 sampai 2015.

Ketika resmi "nyapres", 16 Juni 2015, Trump bukanlah unggulan. Trump, bersama dokter Ben Carson dan eks CEO Hewlett-Packard Carly Fiorina, mesti menghadapi 14 capres kelas berat yang sudah malang melintang sebagai gubernur/eks gubernur ataupun senator/eks senator. Baru pertama kali dalam sejarah, ada 17 capres Republik yang saling bertarung untuk merebut Gedung Putih yang selama delapan tahun (dua periode) dihuni presiden Demokrat, Barack Obama.

Perlawanan "status quo"

Trump tampil mengejutkan berkat gagasan membangun tembok di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko untuk menghentikan arus imigran gelap dari negara-negara di Amerika Tengah dan Selatan. Kini, ada sekitar 11 juta imigran gelap dari negara-negara Latin tersebut, sekitar separuhnya berasal dari Meksiko. Tak lama kemudian Trump merangsek dengan gagasan larangan Muslim berkunjung ke AS, yang menimbulkan reaksi negatif dari dalam dan luar negeri.

Trump berbicara lantang mengenai hal-hal yang selama ini tabu diucapkan para politisi. Ia, misalnya, tak peduli bahwa keturunan Latin, yang mencapai sekitar 17 persen, akan memusuhinya. Secara perlahan-lahan tetapi pasti, Trump menggairahkan basis-basis politik Republik yang kecewa terhadap kondisi ekonomi, terhadap kepemimpinan Obama, dan juga terhadap Republik, yang sebagai partai penguasa di Kongres ternyata dianggap takluk di tangan Gedung Putih.

Pendek kata, rakyat Republik melancarkan pemberontakan terhadap penguasa status quo di bawah kepemimpinan Trump yang dianggap aspiratif dan karismatik. (BERSAMBUNG) []

KOMPAS, 26 Juli 2016
Budiarto Shambazy | Wartawan Senior KOMPAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar