Rekonsiliasi Nasional, Membangun Kembali
Indonesia
Rabu, 15/08/2012 17:43
Dalam upaya bangkit dari krisis nasional yang
berkepanjangan, diperlukan langkah untuk membangun kembali Indonesia dengan
berpegang teguh kepada prinsip persatuan, kemanusiaan dan keadilan yang
dilandasi oleh nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Langkah ini memerlukan adanya konsensus baru
yang melibatkan seluruh elemen bangsa tanpa kecuali, agar tercipta Indonesia
yang benar-benar mengejawantahkan semangat Bhineka Tunggal Ika yang menjadi
watak dasar bangsa ini.
Dalam kenyataannya, bangsa ini belum bisa
sepenuhnya melakukan dialog yang melibatkan semua pihak secara menyeluruh
akibat adanya warisan sejarah masa lalu yang pahit, yaitu terjadinya
ketegangan, bahkan konflik antara kelompok komunis dengan segenap pendukungnya
dengan kelompok non komunis, yang terjadi sejak tahun 1948 hingga tahun 1965.
Konflik tersebut menelan banyak korban nyawa
dan harta dari kedua belah pihak. Hingg saat ini ketegangan tersebut masih
belum terselesaikan dengan baik, sehingga mengakibatkan terjadi friksi bahkan
masih memunculkan kecurigaan yang berkepanjangan.
Untuk mengatasi ketegangan dan warisan konflik masa lalu itu, maka sekarang ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan silaturahmi antara semua pihak untuk melakukan dialog terbuka, untuk membangun kembali fase baru kehidupan berbangsa.
Dengan adanya dialog terbuka ini, diharapkan
kedua pihak saling memahami posisi masing-masing, sehingga bisa saling
memaafkan dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan sebagai langkah penting untuk
melakukan rekonsiliasi.
Dengan adanya rekonsiliasi ini, diharapkan bisa diciptakan konsensus nasional baru guna membangun kembali Indonesia yang bersatu, utuh, dan berkeadilan berlandaskan semangat Proklamasi, Pancasila, dan UUD1945.
Hanya dengan adanya kerjasama semua pihak
itulah, martabat dan kedaulatan Indonesia bisa ditegakkan kembali. Keadilan dan
kemakmuran bisa diwujudkan, sehingga bangsa Indonesia bisa sejajar dengan
bangsa lain, bahkan bisa menjadi pelopor dan motivator bagi bangsa-bangsa di
seluruh dunia. []
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
Jakarta, 14 Agustus 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar