Kamis, 22 Maret 2012

(Ngaji of the Day) Anak-anak, Jadilah Anak Yang Baik


Anak-anak, Jadilah Anak Yang Baik

Oleh: M. Rahim Bawa Muhaiyaddeen



SALAM sayangku padamu, cucu-cucuku, saudara-saudaraku, anak-anakku. Datanglah mendekat dan duduklah. Kalian semua hendaknya menatapku dan mendengarkan dengan seksama pada apa yang akan aku katakan. Kalian harus belajar mengatur diri sendiri dengan benar. Kehidupan kalian sangat halus, dan kalian harus menjalaninya dengan kearifan yang halus!



Pertama kalian harus berpikir tentang apa yang baik dan apa yang buruk, kemudian buanglah jauh-jauh semua yang buruk dan hanya kerjakan apa yang baik saja. Lihatlah bagaimana rasanya kebaikan-kebaikan itu. Dan jika seseorang melakukan kepadamu, maka kalian juga melakukan kebaikan kepadanya. Tapi jika seseorang melakukan sesuatu yang buruk, lupakan saja hal itu. Jangan sekali-kali melakukan sesuatu yang buruk Sebagai balasan!



Juga, cucu-cucuku, kalian harus selalu menghormati ayah dan ibumu. Tidak hanya menghormati mereka, tetapi juga harus patuh kepada mereka. Jika seseorang sedikit lebih tua darimu, maka perlakukan dia seperti kakakmu. Jika seseorang lebih tua lagi, kalian seharusnya menghormatinya seperti seorang ayah. Jika seseorang lebih muda darimu, maka tunjukkanlah kepadanya kasih sayang dan cinta serta mengawasinya seperti adik atau anakmu. Engkau harus menghormatinya juga. Bahkan terhadap sapi, kambing dan binatang-binatang lainnya, engkau harus menunjukkan cinta dan kasih. Sepanjang hidupmu, engkau harus menunjukkan 3.000 sifat agung Allah kepada semua orang. Engkau harus menjalankan tugasmu dan menghormati mereka yang rendah dan mereka yang tinggi. Engkau harus melakukan hal ini tanpa perbedaan apapun, tanpa memperdulikan tingkat hidup mereka.



Tugas apa pun yang engkau lakukan untuk orang lain, lakukanlah tugas itu dengan cinta, kasih, kebenaran, dan hati terbuka. Jangan menjalankan tugas tersebut dengan rasa egois dan jangan mengharapkan imbalan. Baik engkau menolong anak kecil atau orang dewasa, jangan harapkan imbalan pertolongan. Tunjukkan kepada mereka cinta, dan ketika pekerjaanmu selesai, maka jalanlah dengan gembira di atas jalanmu.



Engkau tidak boleh berpikiran seperti ini, “Aku menjalankan tugas ini untukmu, jadi sekarang apa yang akan kau lakukan untukku?” Jangan sekali-kali engkau berpikiran seperti itu. Jika engkau menolong seseorang dan mengharapkan sesuatu sebagai imbalannya, maka engkau adalah orang egois yang mementingkan urusan sendiri, sedangkan pertolongan, cinta, atau kebenaran yang engkau berikan, akan kembali merugikanmu. Ini akan membawa karma untukmu. Jika engkau memberi pertolongan dengan cara itu, maka itu jahat, bukan baik. Engkau seharusnya tidak pernah mengalami keadaan itu. Imbalan yang engkau terima berasal dari pertolongan yang engkau berikan, bukan dari orang yang engkau bantu. Itu tanggung jawabnya, bukan tanggung jawabmu, untuk mengingat pertolongan yang diterimanya. Engkau seharusnya hanya memberi pertolongan dan kemudian berlalulah. Sungguh salah untuk mengharapkan sesuatu sebagai imbalannya.



Namun demikian, jika engkau menjalani kehidupan dengan hati yang penuh dengan cinta, maka cinta seperti itu bahkan Iebih besar dan samudera. Cinta seperti itu akan menjadi perbendaharaan tanpa batas dalam hati setiap insan. Jika engkau melaksanakan tugasmu dengan cara yang benar, selesaikanlah tugas itu, dan kemudian berlalulah, ini akan memberikan kedamaian dalam hati orang lain. Tugas seperti itu akan menjadi perbendaharaan keagungan Allah.



Cucu-cucuku, engkau seharusnya tidak pernah marah. Kemarahan adalah guru dan dosa. Kemarahan akan membimbingmu ke jalan dosa dan melemparkanmu langsung ke neraka. Ketergesa-gesaan akan menelan kebaikanmu, kearifan yang sejati. Ketidaksabaran adalah musuh kearifanmu. Segala yang gemerlap tidak selalu emas. Jangan menganggap apa saja yang engkau lihat adalah kebenaran! Sebuah belanga emas tidak memerlukan hiasan, begitu pula sebentuk hati kebenaran. Kebenaran tidak perlu dihias.



Jika engkau memiliki kearifan sejati, engkau tidak perlu memamerkannya dalam perbuatan. Setiap kata yang engkau ucapkan, akan indah, penuh cinta, dan kasih. Akan ada kemanisan dan martabat dalam kata-kata itu. Jika kearifanmu berasal dan kebenaran, maka keanifan itu sendiri akan indah. Kearifanmu tidak memerlukan hiasan. Jadi jangan mengucapkan kata-kata yang engkau peroleh di sana-sini! Ucapanmu seharusnya muncul secara otomatis dan kalbumu dan mengungkapkan kebenaran. Cukup, ucapkan kebenaran itu. Tidak ada perlunya untuk membumbui kebenaran dan membuatnya elok.



Cucu-cucuku, janganlah mencuri. Janganlah berbohong kepada orangtuamu karena takut kepada mereka. Katakan kepada mereka kebenaran dengan cinta. Berkatalah, “Aku telah membuat kesalahan. Maafkanlah aku atas apa yang telah aku lakukan.” Pertama, memohonlah ampun kepada Allah, lalu minta maaf kepada orangtuamu. Kemudian, mintalah maaf kepada orang lain atas kesalahan yang telah engkau perbuat. Jika engkau menyadari kesalahanmu dan bertobat, maka dosamu akan dihapus. Tapi jika engkau tidak menyadari kesalahanmu, jika engkau tidak minta maaf maka dosa itu akan tetap bersamamu.



Jangan sekali-kali berkata apa pun untuk melukai orang lain; senantiasa berbicaralah dengan cinta. Tunjukkan kepada orang lain tatapan cinta dan kasih; janganlah menatap muka mereka seperti yang dilakukan harimau. Jangan berkelahi dengan orang lain, cobalah menyayangi mereka dengan cinta, kasih sayang, kepercayaan, dan perdamaian.



Engkau tidak boleh menyimpan rasa permusuhan di hatimu terhadap orang lain. Hapuslah rasa permusuhan itu dan semua sifat jahat dalam dirimu. Jangan berpegang pada keraguan karena keraguan adalah penyakit kanker yang parah. Buanglah penyakit itu. Buanglah kecurigaan apa pun yang kau punyai terhadap orang-orang lainl Mereka adalah saudara-saudaramu, hiduplah tanpa keraguan. Cara itu akan membuatmu gembira. Cara itu akan merupakan surga bagimu.



Jangan melukai, menyiksa atau menyebabkan penderitaan pada makhluk lain. Bahkan sapi jantan yang menarik kereta, seharusnya dimanfaatkan dengan penuh kasih. Jangan memberi beban yang lebih daripada kemampuannya Bagaimanapun, ketika kau dibebani dengan beban yang terlalu berat, bisakah kau membawanya? Bukankah hal itu sukar bagimu? Maka dan itu, berpikirlah tentang penderitaan yang engkau timbulkan pada seekor sapi jantan ketika engkau meletakkan beban yang lebih berat daripada kemampuannya. Cucu-cucuku, kau harus tahu kapasitas tubuh setiap orang dan mengetahui kondisi mereka. Barulah engkau mampu memberinya pekerjaan yang tepat, memperlakukannya dengan rasa hormat, dan melindunginya.



Salam sayangku padamu, cucu-cucuku. Kapan pun engkau memberi makanan kepada seseorang, lihatlah kapasitas perutnya dan berilah dia sejumlah makanan yang tepat yang dibutuhkan untuk mengisi perutnya. Jika engkau memberi terlalu banyak, maka dia tidak akan bisa memakannya; namun jika engkau memberi terlalu sedikit, maka dia akan menderita karena masih lapar.



Kenalilah sifat-sifat hati masing-masing orang dan kemudian layanilah dia. Tetapi terlebih dahulu, cobalah untuk mengenal hatimu sendiri. Barulah kemudian engkau bisa mernahami hati orang lain. Jika engkau memiliki pemahaman itu, maka kata-kata apa pun yang engkau ucapkan dan tugas apa pun yang engkau laksanakan, akan menjadi tugas sejati, yaitu tugas abadi Allah. Jika engkau berada dalam situasi itu, maka cinta yang engkau berikan pada setiap orang adalah cinta sempurna Allah. Dalam setiap keadaan, laksanakan tugasmu dengan pengertian.



Cahaya mataku yang berkilau, cucu-cucuku, saudara-saudaraku, dan anak-anakku, ketika engkau pergi ke sekolah, perhatikan apa yang kau pelajari. Jangan perhatikan apa yang sedang dikerjakan orang lain. Jangan menghabiskan waktu sibuk dengan hal-hal lain. Konsentrasilah pada apa pun yang sedang engkau kerjakan pada saat ini, Itulah satu-satunya hal yang seharusnya engkau pikirkan sampai pelajaran tersebut selesai. Jika engkau pergi shalat, konsentrasilah pada shalat itu. Jika engkau membaca sebuah buku, berkonsentrasilah pada buku itu. Jika engkau mempunyai pekerjaan lainnya, fokuskan pada pekerjaan itu. Konsentrasilah penuh dengan kearifanmu. Bersungguh-sungguhlah untuk melaksanakan segala hal dengan cara ini dan lakukanlah segala sesuatu atas nama Allah.



Cucu-cucuku, jangan mencuri dengar apa yang sedang dikatakan orang lain. Jangan mencari tahu apakah mereka sedang berbicara tentang dirimu atau diriku. Di dunia, ada begitu banyak pembicaraan dan begitu banyak kebodohan. Jangan pasang telingamu untuk suara dunia, untuk kata-kata kebodohan. Pasrahkan telingamu pada suara Allah. Cintailah tugas yang harus engkau laksanakan dan berikan telingamu pada tugas itu.



Cahaya mataku yang berkilauan, laksanakan tugas-tugasmu dengan cara yang baik, tanpa menaruh perhatian pada dunia yang ada dalam dirimu. Dengan cara ini, laksanakan segala tindakan yang engkau kerjakan setiap han. Kebodohan, ilusi dan setan selalu bermain di dalamnya. Halau permainan yang sedang bergumul dalam dirimu, dan lupakan permainan di dunia luar



Salam sayangku padamu, cucu-cucuku. Kalian semua seharusnya merenungkannya. Selalulah membuang apa yang jelek, simpanlah apa yang baik, dan bertindaklah sesuai dengan kebaikan. Milikilah perilaku, tindakan, dan sifat Allah dan buanglah sifat-sifat lainnya.



Cucu-cucuku, jika engkau turnbuh dewasa dalam kebaikan ini, maka engkau akan menjadi “anak-anak” Allah. Engkau akan hidup sebagai anak-anak yang baik di dunia ini, dan akan dibutuhkan di dunia ini dan dunia yang akan datang. Allah akan menerimamu sebagai anak-anak keimanan dan kebenaran. Engkau akan menerima kebaikan-Nya, dan dari kebaikan itu, engkau akan meraih keuntungan abadi.



Hiduplah sebagal anak-anak yang baik untuk semua orang dan sebagai anak-anak yang baik untuk Allah. Berbaik hatilah terhadap hatimu sendiri dan pada kearifanmu.



Salam sayangku padamu. Berpikirlah tentang hal ini dan jalani hidupmu dengan cara yang halus in. Amin. Semoga Allah menolong kita semua. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar