Senin, 19 September 2011

Gus Mus: Doa Kemerdekaan Indonesia

Doa Kemerdekaan Gus Mus

Kamis, 18 Agustus 2011 06:56



Kelompok Indonesia Optimis menyelenggarakan acara 17an secara virtual/digital. Gus Mus pun diminta membacakan doa kemerdekaan. Berikut doa yang disampaikan oleh wakil rais aam PBNU ini.



Ya Allah ya Tuhan kami,

Wahai Keindahan yang menciptakan sendiri segala yang indah,

Wahai Pencipta yang melimpahkan sendiri segala anugerah

Wahai Maha Pemurah yang telah menganugerahi kami negeri sangat indah dan bangsa yang menyukai keindahan,



Ya Allah yang telah memberi kami kemerdekaan yang indah,

Demi nama-nama agungMu yang maha indah

Demi sifat-sifat suciMu yang maha indah

Demi ciptaan-ciptaanMu yang serba indah



Anugerahilah kami, pemimpin-pemimpin kami, dan bangsa kami kepekaan menangkap dan mensyukuri keindahan anugerahMu.


Keindahan merdeka dan kemerdekaan

Keindahan hidup dan kehidupan

Keindahan manusia dan kemanusiaan

Keindahan kerja dan pekerjaan

Keindahan sederhana dan kesederhanaan

Keindahan kasih sayang dan saling menyayang

Keindahan kebijaksanaan dan keadilan

Keindahan rasa malu dan tahu diri

Keindahan hak dan kerendahan hati

Keindahan tanggung jawab dan harga diri


Anugerahilah kami, pemimpin-pemimpin kami, dan bangsa kami kemampuan mensyukuri nikmat anugerahMu dalam sikap-sikap indah yang Engkau ridlai


Selamatkanlah jiwa-jiwa kami dari noda-noda yang mencoreng keindahan martabat kami

Pimpinlah kami, pemimpin-pemimpin kami, dan bangsa kami ke jalan indah menuju cita-cita indah kemerdekaan kami


Kuatkanlah lahir batin kami untuk melawan godaan keindahan-keindahan imitasi yang menyeret diri-diri kami dari keindahan sejati kemanusiaan dan kemerdekaan kami


Merdekakanlah kami dari belenggu penjajahan apa saja selain penjajahanMu termasuk penjajahan diri kami sendiri


Kokohkanlah jiwa raga kami untuk menjaga keindahan negeri kami.



Ya Malikal Mulki Ya Allah yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa


Jangan kuasakan atas kami --karena dosa-dosa kami-- penguasa-penguasa yang tak takut kepadaMu
dan tak mempunyai belas kasihan kepada kami.


Anugerahilah bangsa kami pemimpin yang hatinya penuh dengan keindahan cahaya kasihsayangMu
sehingga kasihsayangnya melimpahruahi rakyatnya


Jangan Engkau berikan kepada kami pemimpin Yang merupakan isyarat kemurkaanMu atas bangsa kami


Wahai Maha Cahya di atas segala cahya

Pancarkanlah cahyaMu di mata dan pandangan kami

Pancarkanlah cahyaMu di telinga dan pendengaran kami

Pancarkanlah cahyaMu di mulut dan perkataan kami

Pancarkanlah cahyaMu di hati dan keyakinan kami

Pancarkanlah cahyaMu di pikiran dan sikap kami

Pancarkanlah cahyaMu di kanan dan kiri kami

Pancarkanlah cahyaMu di atas dan bawah kami

Pancarkanlah cahyaMu di dalam diri kami

Pancarkanlah cahyaMu, ya Maha Cahya


Agar kami dapat menangkap keindahan ciptaanMu dan meresapinya dapat menangkap keindahan anugerahMu dan mensyukurinya


Agar kami dapat menangkap keindahan jalan lurusMu dan menurutinya dapat menangkap keburukan jalan sesat setan dan menghindarinya


Pancarkanlah cahyaMu, ya Maha Cahya



Agar kami dapat menangkap keindahan kebenaran dan mengikutinya dapat menangkap keburukan kebatilan dan menjauhinya


Agar kami dapat menangkap keindahan kejujuran dan menyerapnya dapat menangkap keburukan kebohongan dan mewaspadainya


Pancarkanlah cahyaMu, ya Maha Cahya


Sirnakan dan jangan sisakan sekelumit pun kegelapan di batin kami.

Ya Maha Cahya di atas segala cahya

Jangan biarkan sirik dan dengki

hasut dan benci

ujub dan takabur

kejam dan serakah

dusta dan kemunafikan

gila dunia dan memuja diri

lupa akherat dan takut mati

serta bayang-bayang hitam lainnya

menutup pandangan mata-batin kami

dari keindahan wajahMu.

menghalangi kami

mendapatkan kasihMu

menghambat sampai kami

kepadaMu.

Ya Allah ya Tuhan kami,

Ampunilah dosa-dosa kami

Dosa-dosa para pemimpin dan bangsa kami

Merdekakanlah kami dan kabulkanlah doa kami.


Amin.



KH. Dr. A. Mustofa Bisri, Pengajar di Pondok Pesantren Taman Pelajar Raudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar